"Kita betul-betul menginginkan agar swasembada yang sudah ditargetkan berjalan sesuai rencana. Kalau ada gangguan, Presiden meminta untuk dievaluasi dan dicarikan solusinya agar tidak perlu menutupnya dengan impor," kata Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Kamis petang (25/7), usai rapat paripurna kabinet.
Dikutip dari website resmi presiden, Hatta menuturkan bahwa kata "ketahanan pangan" adalah kunci. Impor yang saat ini dilakukan hanya bersifat menutup kekurangan akibat dari bergesernya iklim. Hal itu pula yang mengakibatkan mundurnya waktu panen.
Evaluasi terhadap kebijakan sektor pertanian ini merupakan satu dari lima arahan Presiden dalam rapat paripurna tadi. Empat direktif lainnya adalah memangkas hambatan perizinan, menjaga inflasi, menjaga penyerapan tenaga kerja, dan memastikan program perlindungan sosial tepat sasaran. Direktif diberikan untuk merespon melemahnya perekonomian dunia yang berimplikasi pada Indonesia. Mengenai perizinan, Presiden mengintruksikan agar jangan ada hambatan-hambatan.
Saat ini, Kementerian Koordinator Perekonomian sedang membahas pemangkasan izin yang dirasa tidak perlu. Hatta juga mengatakan akan melancarkan strategi keep buying yang berkunci pada inflasi.
"Kita menjaga betul suplai ini dan membuat stabil harga-harga," jelas Hatta.
Hatta menambahkan, infrastruktur juga harus tetap dijaga dengan mengontrol dana yang sudah dialirkan dari APBN-P 2013 dan juga APBN 2014. Presiden juga mengingatkan, program perlindungan sosial harus tepat waktu dan sasaran.
"Program perlindungan sosial kita mencapai lebih dari Rp 20 trilun. Itu harus tepat sasaran sehingga betul-betul memberikan manfaat kepada masyarakat kita agar tidak kehilangan daya belinya," tandas Hatta.
[ald]
BERITA TERKAIT: