Kekagetan itu disampaikan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) pada 1995-1996 ini saat membuka ceramah umum yang disampaikan Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) Batara R. Hutagalung di Paguyuban Seno Cakti (PSC), di kompleks Badan Intelijen Negara (BIN), Sabtu pagi (29/6).
"Bila demikian, maka aksi polisional Belanda yang dilakukan dua kali setelah 17 Agustus 1945 adalah invasi," ujar Moetojib yang selain Ketua PSC juga Ketua Yayasan Jati Diri Bangsa.
Moetojib juga menyinggung sikap Kementerian Luar Negeri yang kurang kencang membicarakan masalah ini. Menurutnya, sikap Kemlu itu mungkin karena khawatir akan merusak hubungan baik kedua negara.
"Tidak apa-apa, pemerintah berhubungan baik tapi masyarakat tetap memperjuangkan masalah ini," demikian Moetojib.
[ald]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.