Demikian dikatakan seorang diplomat senior dan tokoh hukum laut, Prof. Dr. Hasjim Djalal, ketika menghadiri sebuah seminar di Universitas Indonesia (UI), Jakarta, beberapa waktu lalu, seperti dikutip dari setkab.go.id.
Hal itu dikatakannya menanggapi perjuangan Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang menggali temuan terbaru dalam sejarah peradaban Indonesia. Dari pengamatannya sebagai perwakilan Indonesia dalam berbagai negosiasi batas wilayah transnasional sejak era Soekarno sampai presiden sekarang, temuan sejarah sangat berpengaruh.
"Adalah baik bila pemerintah bersedia untuk membantu para peneliti. Sejauh ini, mereka tampaknya telah ditinggalkan dalam melaksanakan tugasnya," kata Hasjim Djalal.
Para peneliti Gunung Padang adalah tim independen yang terdiri dari para ilmuwan terbaik di Indonesia.
Tim yang dibentuk atas inisiatif Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief, ini merupakan pendalaman terhadap temuan ikutan dalam penelitian kebencanaan purba, sebagai salah satu bagian utama dari mitigasi terhadap katastropik (bencana sangat besar) yang mengulang. Dibentuknya tim ini merupakan satu bentuk fasilitasi pemerintah terhadap keinginan para ilmuwan multi disipilin memberikan sumbangsih kepada negara.
Tim Terpadu Riset Mandiri ini menggunakan berbagai metode non-konvensional dalam penelitianya. Misalnya, seperti penggunaan geolistrik, georadar dan geomagnetik, serta dan alat bantu geofisika lainnya. Selain itu juga menggunakan citra satelit, foto IFSAR, kontur dan peta model dijital elevasi (DEM). Dari berbagai data yang dihasilkan itu, serta ditambah dengan pembuktian paleosedimentasi di beberapa titik bor sampling, serta analisa petrografi.
Keberhasilan tim untuk berkerja sejauh ini sampai pada hasil membuktikan hasil hipotesa mereka dengan melakukan penggalian arkeologi beberapa titik bahwa ada bangunan utama berukuran 15 hektar di Gunung Padang, atau setara dengan 10 kali dari Candi Borobudur. Bangunan yang tertimbun ini memiliki luas total komplek bangunan sebesar 75 hektar. Bangunan ini dinilai bukan semata capaian di bidang arkeologi dan kebudayaan.
[ald]
BERITA TERKAIT: