Tim Wingsuit Kopasgat yang berisi sepuluh prajurit itu bakal memperkuat peran Korps Baret Oranye ini sebagai pasukan elite TNI AU yang adaptif terhadap tantangan tempur modern. Sepuluh prajurit terlatih ini mampu melakukan infiltrasi udara secara senyap dan presisi tinggi.
Tentu, kemampuan ini diperoleh melalui program pelatihan intensif di bawah arahan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono dan Dankopasgat Marsekal Muda TNI Deny Muis serta pelatih lapangan yang dipimpin langsung Komandan Wing Komando I Kopasgat, Kolonel Pas Helmi A. Nange.
"Kami tidak hanya terbang untuk terlihat. Kami terbang untuk bertempur, menyusup, dan menuntaskan misi, bahkan sebelum musuh menyadari kami telah datang," kata Nange dalam keterangannya, Senin, 7 Juli 2025.
Adapun, latihan wingsuit ini turut menghadirkan dua instruktur kelas dunia asal Australia, Ben “Dicko” Dixon dan Tahi Paul Monroe.
Kediunya, dikenal sebagai pelatih yang kaya ilmu pengetahuan dalam pelatihan militer dan sipil ekstrem.
Dengan dukungan pesawat C-130 Hercules, CN-295, hingga helikopter Super Puma NAS-332, pelatihan diterapkan secara bertahap dan sistematis.
Puncak dari pencapaian pelatihan ini adalah keberhasilan Kopasgat melakukan penerjunan massal sepuluh wingsuiter secara bersamaan dengan membentuk formasi udara 4-3-3, sebuah manuver kompleks yang membutuhkan koordinasi dan keterampilan tingkat tinggi
"Ini (Wingsuit) adalah bagian dari kesiapan kami menghadapi medan ekstrem dan meningkatkan kemampuan infiltrasi taktis," jelas Nange.
Selain meningkatkan mobilitas vertikal, pasukan Wingsuit juga bagian dari upaya strategis TNI AU dalam menghadapi tantangan pertahanan udara modern.
"Dengan wingsuit, pasukan dapat bergerak lebih tersembunyi, presisi tinggi, dan jangkauan horizontal yang lebih jauh dibandingkan teknik terjun bebas konvensional," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: