Historical Dive di Shipwreck USAT Liberty Pererat Diplomasi RI-AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Jumat, 18 April 2025, 03:19 WIB
Historical Dive di Shipwreck USAT Liberty Pererat Diplomasi RI-AS
Historical dive pada area Shipwreck (bangkai kapal) USAT Liberty di Perairan Laut Tulamben, Bali pada Kamis, 17 April 2025/Ist
rmol news logo Untuk mengenang warisan sejarah Perang Dunia II serta menjalankan peran diplomasi yang merupakan tugas pokoknya, TNI AL bersama Kedutaan Besar Amerika melaksanakan penyelaman untuk memasang prasasti dan bendera kedua negara. 

Penyelaman yang disertai peletakan karangan bunga itu dilakukan di area Shipwreck (bangkai kapal) USAT Liberty, Kapal Perang Angkatan Darat Amerika yang ditembak torpedo Kapal selam Jepang tahun 1942 di Perairan Laut Tulamben, Bali pada Kamis, 17 April 2025.

Penyelaman yang digelar selain sebagai penghormatan terhadap situs sejarah USAT Liberty, juga sebagai pengingat akan kerja sama antarbangsa. 

Dalam amanatnya, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali yang dibacakan Asisten Potensi Maritim (Aspotmar) KSAL Mayjen TNI (Mar) Dr. Hermanto berkomitmen untuk terus mempererat kerja sama internasional melalui kegiatan-kegiatan bermakna yang mengedepankan nilai sejarah, penghormatan antarbangsa, serta pelestarian warisan budaya bawah laut.

Historical Dive ini dimotori oleh Dinas Sejarah Angkatan Laut (Disjarahal) dengan melibatkan Penyelam Naval Historical Diver (NHD) dari Disjarahal dan penyelam dari Kedutaan Besar Amerika serta masyarakat setempat.

Menurut Kepala Dinas Sejarah Angkatan Laut (Kadisjarahal) Laksma TNI Hariyo Poernomo, Historical Dive merupakan instruksi pimpinan TNI AL yang menekankan bahwa kegiatan ini adalah salah satu program untuk mendukung tugas pokok dalam sektor diplomasi, 

“Dimana hal ini melibatkan penyelam Naval Historical Diver Disjarahal dan Kedutaan Besar Amerika untuk Indonesia. Kegiatan ini merupakan wujud persahabatan dan komitmen bersama kedua negara dalam melestarikan warisan sejarah serta ekosistem bawah laut yang kini tumbuh subur di sekitar bangkai kapal,” kata Hariyo.

"Momen bersejarah ini diharapkan akan menjadi sarana diplomasi yang mempererat hubungan bilateral Indonesia-Amerika Serikat khususnya dan negara lainnya pada umumnya untuk menuju masa depan yang lebih harmonis dan saling menghargai serta menjunjung tinggi perdamaian abadi yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945," tambah Kadisjarahal.

Saat ini, bangkai kapal USAT Liberty menjadi destinasi utama wisata penyelaman dengan objek shipwreck. Selain itu, peninggalan bersejarah era Perang Dunia II ini menjadi tempat hidupnya beragam biota laut yang dibiarkan lestari oleh masyarakat Tulamben karena kesadaran bahwa keberadaanya telah menghidupi banyak orang. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA