Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pakar Intelijen Beberkan Resep Data Rahasia BAIS Tak Mudah Dicuri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Kamis, 27 Juni 2024, 06:00 WIB
Pakar Intelijen Beberkan Resep Data Rahasia BAIS Tak Mudah Dicuri
Mantan Kepala BAIS TNI Laksda TNI (Purn) Soleman B Ponto/Rep
rmol news logo Imbas peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 baru-baru ini, penyimpanan data di 282 instansi turut terganggu.

Bahkan diduga Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI termasuk sebagai instansi yang terdampak peretasan tersebut.

Mantan Kepala BAIS TNI Laksda TNI (Purn) Soleman B Ponto angkat bicara terkait peristiwa ini. Menurutnya, kita tak perlu lagi menyalahkan hacker yang meretas PDNS.

“Jadi kalau lihat begitu, mereka (hacker) memang pekerjaannya begitu. Nah kita saja yang harus tahu diri sekuat mana kita mempertahankan itu?” tegas Ponto dikutip dari kanal Youtube KompasTV, Rabu malam (26/6).

Pakar intelijen yang dikenal kritis itu menceritakan pengalamannya saat menjabat sebagai Kepala BAIS TNI periode 2012-2013. Ponto memiliki trik tersendiri untuk mengantisipasi serangan hacker terhadap data-data rahasia yang dimiliki.

“Itulah sebabnya waktu saya menjabat, karena kita tahu dimana kemampuan saya mempertahankan, kalau diserang apa yang saya lakukan. Data itu saya putus dengan signal. Jadi nggak akan, ibaratnya saya masukkan di dalam air, nanti kalau butuh baru kita pakai,” jelasnya.

“Sehingga di meja saya selalu ada dua komputer. Komputer yang intern dan komputer yang berhubungan dengan dunia luar. Karena kita tahu kelemahan kita itu adalah ketika mempertahankan diri itu paling lemah,” tambah dia.

Lanjut Ponto, dari berbagai data ada yang bersifat rahasia, confidence dan terbuka alias bisa diakses siapapun.

“Sehingga data yang betul-betul rahasia itu kita kurung di atas, tidak bisa keluar. Nanti kalau butuh baru diambil. Nah yang terbuka itu yang keluar. Kalau diambil, ambillah. (Sedangkan) confidence ada kalanya satu kita bikin yang benar, 500 tidak benar. Jadi kalaupun ada, itu banyak nggak benarnya,” tegas Ponto.

Dengan demikian, lulusan AAL 1978 ini meyakini jika BAIS menerapkan pola itu, maka data yang rahasia tidak mungkin bisa diambil.
 
“Kalau BAIS masih seperti saya dulu, pasti yang data sangat rahasia itu tidak mungkin keluar. Kalau masih seperti dulu ya. Kenapa? Karena tidak mungkin, tidak ada sistem masuk ke situ,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA