Manajer program dan juga peneliti keamanan Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (LSPSSI) Beni Sukadis menilai bahwa secara historis, hubungan militer Indonesia dan Amerika Serikat terjalin dengan baik.
"Tentunya latihan ini yang telah diadakan pertama sejak 2007 meninjukkan tingkat hubungan yang dekat," kata Beni kepada redaksi
Kantor Berita Politik RMOL pada Jumat petang (6/8).
Dari segi personel, latihan gabungan yang digelar sejak 4 Agustus hingga 14 Agustus mendatang ini merupakan latihan terbesar yang pernah dilakukan TNI AD dan US Army dan melibatkan 1.850 prajurit.
"Dari sesi subtansi, latihan juga beragam, baik untuk pelatihan OMP (Operasi Militer Perang) dan OMSP (Operasi militer Selain Perang)," ujar Beni.
Di sisi lain, Beni menilai bahwa latihan bersama ini juga menunjukkan profesionalitas TNI.
"Secara umum latihan bersama ini tentu menunjukan TNI ingin meningkatkan kapasitas diri sebagai prajurit profesional, sekaligus mendapatkan pengalaman dari latihan bersama, dan juga meningkatkan saling percaya antara kedua AD," sambungnya.
Meski begitu, pada saat yang bersamaan tidak bisa dipungkiri juga bahwa latihan bersama ini bisa dipandang sebagai upaya untuk menghalau pengaruh dari China.
"Kalau
mengkonter China, secara implisit. Ya, mungkin saja ini bagian dari
deterrent bagi negara asing yang sering dianggap melanggar wilayah kita," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: