Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ketum Ikadi: Rumah Ibadah Harus Menebar Perdamaian

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 18 Juli 2018, 21:03 WIB
Ketum Ikadi: Rumah Ibadah Harus Menebar Perdamaian
KH. Ahmad Satori Ismail/Humas BNPT
rmol news logo Keberadaan rumah ibadah sangat penting tidak hanya sebagai sarana aktivitas keagamaan, tetapi juga untuk mempersatukan umat beragama.

Selain itu, tempat ibadah seperti masjid, gereja, pura dan wihara menjadi sangat efektif untuk digunakan dalam menebar pesan kedamaian.

"Masjid tidak boleh digunakan untuk kegiatan yang bertentangan dengan ajarannya. Sebagai pencipta, Allah menghendaki agar umatnya menjadi umat yang cinta damai serta umat yang saling tolong menolong dan dapat memperkokoh perdamaian," ujar Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia, KH Ahmad Satori Ismail dalam keterangannya.

Karena itulah, Satori sangat menyayangkan apabila rumah ibadah justru dijadikan alat untuk memecah belah persatuan masyarakat. "Menyalati orang Islam yang telah meninggal dunia hukumnya adalah fardzu kifayah. Jadi apabila ada muslim yang meninggal dan tidak ada yang mau menyalati, maka satu kampung bisa dijatuhi dosa," terangnya.

Lebih lanjut, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ini mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai pemanfaatan sarana ibadah untuk tempat penyebaran provokasi terhadap umat saling membenci, apalagi melakukan tindakan kekerasan terhadap yang berbeda. Tidak sedikit masjid yang semestinya menjadi sarana pemersatu justru diisi dengan ceramah-ceramah yang dapat memprovokasi perpecahan umat.

"Kegiatan yang diadakan haruslah dapat menguatakan umat untuk bersatu. Khatib dilarang membahas tentang politik, apalagi isu SARA yang bisa memporak-porandakan persatuan," lanjut Satori

Menurutnya, keberadaan rumah ibadah memang memerlukan aturan termasuk aktivitas di dalamnya. Namun, aturan itu tidak perlu langsung mengatur secara detil materi yang akan disampaikan dalam aktivitas keagamaan. Pemerintah sebaiknya tidak berbicara masalah materi ceramahnya, tetapi masalah aturan agar tidak saling menjelekkan, menghina, menyinggung SARA dan lain sebagainya.

"Masjid adalah tempat untuk bersujud dan hanya untuk umat yang meminta pada Allah, bukan tempat untuk hamba yang menyembah selain kepada Allah. Masjid tempat untuk menjalankan semua perintahNya salah satunya membangkitkan kedamaian dalam berbangsa," tegas Pengasuh Pesantren Modern Al-Hassan Bekasi ini.

Ia meminta agar umat Islam mengembalikan fungsi masjid sebagai pusat peradaban, pusat pendidikan dan pusat kegiatan masyarakat untuk menegakkan ajaran Allah.

"Masjid sebagai pusat dalam semua kegiatan agama dalam rangka mencari ridho Allah SWT, maka ilmu yang disampaikan dalam masjid  haruslah memancarkan perdamaian serta keharmonisan umat dan seluruh bangsa,” pungkas pria kelahiran Cirebon ini. [wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA