Kabar yang belum bisa dipertanggungjawabkan itu tersebar masif di grup-grup whatsapp dan lainnya. Sebab paska itu, di Mako ada penyerangan terhadap anggota polisi hingga tewas. Lalu polisi menangkap dua wanita yang akan menyerang polisi.
Selain itu, Densus menangkap teroris di Cianjur dan Sukabumi. Mereka diidentifikasi akan menyerang Mako Brimob. Dan terakhir bom bunuh diri yang menyerang gereja di Surabaya dan Mapolresta Surabaya.
Tak hanya itu Densus 88 juga menangkap dua teroris di Palembang.
Menyikapi itu, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumsel, KH Amri Siregar menyatakan jika terorisme adalah musuh bersama. Karenanya masyarakat tidak boleh takut.
"Agama tidak mengajarkan membunuh sesama, jelas ini musuh kita bersama," katanya.
Ia akui salah sumber teror dipicu kabar hoaks. Berdasarkan data Kementerian Komunikasi Informasi ada lebih 50 informasi hoaks beredar di media sosial. Karenanya masyarakat diimbau harus teliti.
Menurutnya, gerakan melawan hoaks harus terus digencarkan dan dimasifkan.
"Kapolri kita ini sebenarnya cerdas, beliau sudah tahu untuk meredam aksi teror, stop berita hoaks di masyarakat," kata Amri.
Imbaun Tito kepada ulama dan tokoh masyarakat yang omongannya dapat mempengaruhi opini publik, agar dapat menyampaikan informasi yang akurat perlu didukung.
"Sampaikan berita secara akurat. Kalau datanya enggak akurat, enggak kredibel, sedangkan figurnya dipercaya, diikuti, didengar oleh publik, ini bahaya nanti miss, bisa menyebabkan apa namanya itu kegaduhan," ujarnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: