Hari Dharma Samudera adalah peringatan pertempuran membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda untuk kembali ke pangkuan Republik Indonesia, 56 tahun yang silam.
Pertempuran heroik terjadi di Laut Aru melibatkan unsur-unsur Angkatan Laut RI dengan Angkatan Laut Kerajaan Belanda. KRI Macan Tutul dengan awaknya di bawah komando Senior Officer Present Afloat (SOPA) Komodor Yos Sudarso, melakukan perlawanan sengit meski akhirnya tertembak dan tenggelam bersama sejumlah prajurit terbaik ALRI pada 15 Januari 1962.
Karena latar sejarah itulah maka pimpinan TNI AL menetapkan 15 Januari sebagai Hari Dharma Samudera. Upacara peringatan yang digelar Korps Marinir hari ini dengan Inspektur Upacara (Irup) Asisten Personel (Aspers) Komandan Korps Marinir (Dankormar) Kolonel Marinir Endang Taryo. Upacara dilaksanakan di Lapangan Apel Brigif 2 Marinir Cilandak Jakarta Selatan. Senin (15/1).
Dalam amanatnya yang dibacakan Irup, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksmana TNI Ade Supandi, mengatakan bahwa para pahlawan Laut Aru telah memberikan keteladanan sejati yakni sikap ksatria dan rela berkorban. Mereka telah membuktikan bahwa bangsa Indonesia tidak pernah gentar menghadapi musuh dalam upaya mempertahanan wilayah dan kedaulatan negara.
"Sikap ksatria dan rela berkorban tersebut merupakan cerminan dari kedisiplinan, hirarki dan kehormatan militer yang selalu terjaga meskipun dalam kondisi kritis sekalipun," tambah Kepala Staf Angkatan Laut
Hadir dalam upacara tersebut adalah para Asisten Dankormar, Kadis Kormar, Danlanmar Jakarta, Danrumkitalmar serta Asisten Danpasmar-2.
[ald]
BERITA TERKAIT: