"Enggak ada (kaitan). Karena kelompok HTI itu banyak yang kemudian diidentifikasi sebagai orang-orang yang tidak radikal," ujar pengamat teroris dari Universitas Indonesia, Al Chaidar saat dihubungi, Kamis (25/5).
Kemungkinan besar, menurut Chaidar, pelaku berasal dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) atau Mujahidin Indonesia Barat (MIB), kelompok radikal ISIS yang berada di Indonesia.
"Sebenarnya overlaping, JAD merupakan organisasi yang sudah terbuka, sudah umum. Sementara MID itu kan tertutup," imbuhnya.
Pemerintah juga dinilai harus menindak tegas terhadap maraknya video pembuatan bom dan perekrutan anggota ISIS di media sosial. Chaidar menduga kedua korban yang diduga pelaku bom bunuh diri tersebut baru direkrut secara daring oleh kelompok yang berafiliasi dengan ISIS.
"Kelompok ini sudah mempersiapkan orang-orang yang mereka rektrut. Mereka dikasih Baiat dan dikasih manual membuat bom dan kemudian diledakkan dalam waktu yang sudah ditentukan," jelasnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: