"Ada 30 personel, satu pleton. Anggota sedang dinas pengamanan Pawai Obor di ploting di Terminal Kampung Melayu," terang Setyo dalam keterangan pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (25/5).
Salah satu saksi, Bripda Febrianto Sinaga, tengah menyantap makan malam bersama rekannya di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP), sekira pukul 21.00 WIB. Tiba-tiba terdengar ledakan hingga membuat anggota dan warga di sekitar ledakan kocar-kacir.
"Saksi (Febrianto Sinaga) sedang makan pecel lele di dekat TKP yang berjarak sekitar 50 meter. Mendengar ada ledakan pertama, saksi langsung lari ke TKP bersama temannya Bripda Regi Agung," papar Setyo.
Setibanya di TKP saksi mencium aroma yang sangat menyengat disertai kepulan asap tebal bewarna putih. Saksi melihat ada empat orang korban tergeletak di TKP. Keempatnya diketahui sebagai anggota Sabhara Polda Metro Jaya Bripda Yogi, Bripda Taufan Tsunami dan dua anggota lain yang tidak terlalu wajahnya.
Febrianto pun langsung menghentikan kendaraan yang melintas dan mencoba mengevakuasi korban.
"Saat saksi mencoba evakuasi sekira pukul 21.05 WIB, terjadi ledakan kedua yang jaraknya sekitar 10 meter dari TKP pertama. Saksi merasakan sakit pada telinga, karena ledakan dan tekanan udara dari ledakan tersebut. Saksi panik dan menyelamatkan diri dengan menjauh dari TKP.
"Saksi meminta tolong kepada pengendara motor untuk diantar ke Mapolres Jaktim untuk melapor," pungkas Setyo.
Seperti diketahui, ledakan di Kampung Melayu terjadi sebanyak dua kali. Ledakan pertama pukul 21.00 WIB di depan toilet umun. Lalu, disusul ledakan kedua sekitar lima menit berselang, pukul 21.05 WIB dekat halte Busway, 5-10 meter dari TKP pertama.
[rus]
BERITA TERKAIT: