Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Revolusi Mental Upaya Terbaik Antisipasi Politik Pecah Belah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 26 April 2017, 17:33 WIB
rmol news logo Persoalan yang terjadi selama proses Pilkada Jakarta 2017 tidak hanya membuat ibukota bergejolak, tapi juga membuat seluruh Indonesia 'panas'.

Kini Pilkada Jakarta telah usai. Kondisi di ibukota dan Indonesia pun bergerak ke arah kondusif.

"Apa yang terjadi pada Pilkada Jakarta kemarin, menurut saya bisa dijadikan indikator paling mudah apakah revolusi mental yang dicanangkan Presiden Joko Widodo berjalan atau tidak," papar pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio di Jakarta, Rabu (26/4).

Ia menilai kondisi masyarakat ibukota terkotak-kotak parah selama proses Pilkada tersebut, terutama setelah munculnya kasus penistaan agama.

Menyitir teori politik dalam buku yang ditulis Samuel P. Huntington berjudul The Clash of Civilitation, kata Hendri, disebutkan kalau ada pertumbukan antara budaya dan agama itu akan sangat berbahaya bagi suatu negara.

"Apa yang terjadi kemarin itu sudah sangat berbahaya. Masyarakat terpecah dan terkotak-kotak yang bisa menimbulkan ekses yang sangat besar yaitu terancamnya NKRI. Kita bersyukur hal-hal negatif itu tidak sampai terjadi. Ini pelajaran bagi kita, bangsa Indonesia, dalam bernegara dan berpolitik," terang Hendri.

Dengan telah berakhirnya Pilkada Jakarta ini, Hendri mengajak seluruh pihak untuk bisa kembali bersatu lagi dan tidak terkotak-kotak lagi. Itu menjadi cara terbaik untuk menjaga Indonesia sebagai negara yang demokratis, damai, dan adil. Apalagi faktanya masih banyak kelompok radikal yang terus berupaya melakukan propaganda dengan tujuan meruntuhkan NKRI.

Hendri menambahkan, salah satu hal penyebab Pilkada Jakarta menjadi besar karena ada beberapa kelompok masyarakat yang merasa ada ketidakadilan dalam kasus penistaan agama yang disangkakan kepada calon petahana, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama.

"Menurut saya ini tidak hanya faktor agama, tapi ada faktor ketidakadilan di situ yang belum terselesaikan," terang Hendri.

Menurutnya, apa yang terjadi selama proses Pilkada Jakarta tidak akan terjadi bila program revolusi mental berjalan dengan baik. Salah satu caranya dengan memberikan kepercayaan penuh pada program revolusi mental Presiden Jokowi dan memperingatkan kementerian yang bertanggung jawab untuk bekerja lebih keras lagi.

"Tujuannya agar masyarakat Indonesia tidak berdiri di atas kebhinnekaannya, tapi berdiri di atas tunggal ika-nya," imbuh pendiri KedaiKopi ini.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA