Murray Buka Impian

Li Na-Azarenka Terlibat Perang Dingin

Sabtu, 26 Januari 2013, 08:33 WIB
Murray Buka Impian
Andy Murray
rmol news logo Peluang petenis Inggris Raya Andy Murray untuk meraih gelar Grand Slam kedua kalinya semakin terbuka. Juara Amerika Serikat Terbuka ini berhasil melangkah ke final Grand Slam Autralia Terbuka 2013 setelah menyingkirkan maestro tenis asal Swiss, Roger Federrer 6-4, 6-7, 6-3, 6-7 dan 6-2.

Bertanding di Rod Lever Arena, Murray tampil impresif sejak set pertama. Dia mampu me­­repotkan FedEx, julukan Fe­derer. Namun, sang maestro mam­pu bangkit dengan meme­na­ngi set kedua.

Tidak mau kecolongan, Mur­ray yang juga peraih medali emas Olimpiade London ini kem­­bali mendominasi dan me­nyu­dai set ketiga. Namun, duel se­makin sengit dan harus me­­la­koni set penentuan, setelah pa­da set keempat Federer ber­hasil me­mengai pertandingan.

Di set penentuan, Murray se­makin beringas. Melalui pukulan service dan pukulan kerasnya,  Federer tidak mampu meng­halau, se­­hingga duel dime­nangi Murray. Ini merupakan ke­­­m­enangan ke-11 bagi Murray dari 19 pertemuan dengan Fe­de­rer, sekaligus kemenangan per­ta­manya di ajang Grand Slam.  “Sa­ya sangat senang bisa mele­wati pertarungan sengit ini,” kata Murray.

Di partai final, Murray akan menghadapi juara bertahan juara bertahan Novak Djokovic. The Djoker maju ke final, sete­lah menyingkirkan petenis Spa­nyol, David Ferrer 6-2, 6-2 dan 6-1.

Djokovic bertekad mencetak sejarah dengan meraih gelar Aus­tralia Terbuka tiga kali  ber­turut-turut. “Saya ingin mem­berikan yang terbaik di Australia Ter­buka 2013. Tiga kali meng­angkat trofi di Rod Laver Arena adalah impian saya,” katanya.

Sementara itu, di tunggal putri, perang urat syaraf ikut mewarnai jelang final antara juara bertahan Victoria Azarenka dengan pete­nis China, Li Na yang digelar hari ini (Sabtu, 26/1).

Li Na melontarkan candaan se­kaligus perang urat syaraf ke­pa­da petenis asal Belarusia ter­seb­ut. Menurutnya, even Aus­tra­lia Terbuka bakal kehilangan pa­mor, jika Azarenka kembali me­nang.

“Tapi untuk melihat sang juara (Azarenka, red) menang kedua ka­linya, akan seperti, ‘oh, dia me­­nang lagi. Dia ada di final lagi. Mungkin takkan seru lagi’,” kata Li Na yang menempati ung­gulan keenam ini.

Seperti diketahui, ini meru­pa­kan final kedua Li Na di Aus­tra­lia Terbuka, sebelumnya dia ga­gal meraih gelar di Rod Laver Arena, setelah dikandaskan Kim Clijsters di 2011. Li Na me­lang­kah ke babak final se­telah mengalahkan ung­gulan kedua asal Rusia, Maria Sharapova di se­mifinal. Sementara, Azarenka mengalahkan petenis muda Amerika, Sloane Stephens.

“Semua orang antusias me­nanti siapa pe­menangnya,” ujar Li Na seperti dilansir Eurosport.

Bedanya, kali ini Li Na tak lagi merasa sangat ter­tekan, seperti yang terjadi pada final Australia Terbuka 2011. Wak­tu itu, Li Na mengaku me­mi­kul beban yang sangat berat lantaran ekspektasi publik negaranya (juga publik Asia) yang begitu begitu tinggi.  [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA