FIFA Minta Pemerintah Atasi Kisruh Sepak Bola

Rabu, 05 Desember 2012, 08:18 WIB
FIFA Minta Pemerintah Atasi Kisruh Sepak Bola
djohar arifin-La Nyalla
rmol news logo .Kisruh persepakbolaan nasio­nal kian memanas. FIFA memin­ta pemerintah Indonesia untuk turun tangan  mengatasi kasus “dualis­me” kepengurusan sepak­bola nasional. Jika tidak, Indonesia ter­ancam kena sanksi.

Desakan FIFA tersebut tertu­ang dalam surat yang ditanda­ta­nga­ni Sekjen FIFA Jerome Vacl­ke yang diterima PSSI tertanggal 26 November 2012.

“Kami me­ng­­ingatkan kepada pihak Men­pora bahwa jika per­masalahan sepakbola di Indone­sia sampai tanggal 10 Desember tidak men­dapatkan titik terang, maka FIFA akan memberikan sanksi tegas kepada Indonesia yang akan ka­mi rapatkan dalam rapat Exco FIFA pada  14 De­sem­ber mendatang di Jepang,” demikian bunyi surat tersebut.

Menanggapi surat tersebut  PSSI pimpinan Djohar Ari­fin Husin akan mengambil lang­kah nyata lewat Kongres pada 10 Desember di Palangkaraya deng­an mengundang peserta kongres Solo dan Palangkaraya. Kongres tersebut agendanya pengesahan statuta, liga dan Exco.

“Ini adalah sebuah teguran ke­pa­da kami semua. Untuk itu, da­lam kongres nanti kami akan me­ngundang semua voter untuk menyelesaikan perma­salahan sepakbola ini,” ujar Sek­jen PSSI Djohar, Halim Mahfudz.

Ketua Umum PSSI hasil KLB Ancol La Nyalla Mahmud Mat­talitti berharap ada jalan keluar di menit akhir untuk menyela­mat­kan Indonesia dari sanksi FIFA. Na­mun ia menyatakan, ji­ka sanksi FIFA benar-benar dija­tuhkan, hal tersebut semata ka­rena Djohar tidak sadar diri bah­wa pemicu dari semua masalah ini adalah akibat kebijakan dan keputusan PSSI Djo­har yang me­nabrak aturan.

“Djohar tidak sadar kalau su­dah dimosi supaya meletakkan jaba­tan oleh lebih dari 2/3 anggota PSSI sejak 18 Desember tahun la­lu. Tapi Djo­har tidak mau. Malah memaksa­kan kebija­kan yang melanggar statuta dan keputusan kongres Bali. Sampai puncaknya,  anggo­ta yang memi­lih Djohar di KLB Solo 2011, telah memilih saya di KLB Ancol 18 Maret 2012. La­gi-lagi Djohar juga tidak sadar ka­lau dirinya sudah tidak legiti­mate,” ujarnya .

Ditambahkan La Nyalla, pi­hak­nya sudah berupaya maksi­mal untuk menghindarkan Indo­nesia dari sanksi FIFA. Salah sa­tu­­nya menandatangani MoU di Kuala Lumpur pada 7 Juni silam. Se­hingga lahir Joint Committee (JC) untuk menyelesaikan ke­me­lut dengan ending kongres bu­lan ini. “Tapi semua butir di MoU ti­dak ditaati oleh pihak Djohar. Con­tohnya, MoU meminta kong­res biasa digelar dengan vo­ter Solo. Tapi Djohar memak­sa­kan Kong­res Luar Biasa (KLB) dengan vo­ter Palangkaraya (me­reka sen­diri, red). Sehingga rapat JC tidak ada progress yang sig­nifikan,” ung­kap pengusaha ber­kaca mata ini.

Nyalla tetap memerintahkan JC dari pihaknya untuk mencari tero­bosan guna menyelamatkan In­donesia dari sanksi FIFA, de­ngan memaksimalkan keputusan JC pada rapat yang digelar hari ini. Namun tetap dengan tidak me­langgar isi MoU Kuala Lum­pur. “Kalau mereka masih tidak mau menjalankan keputusan MoU, ya sudah, kita mau apa lagi?” tu­kas­nya sem­bari ber­harap semua pi­hak dapat menge­tahui duduk per­soalan sebenarnya yang terjadi di PSSI. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA