“Hantu” 30 Menit Terakhir

Liverpool butuh kemena­ngan untuk bisa menembus se­puluh besar klasemen sementara. Sedangkan New­castle ingin mem­perbaiki posi­sinya yang saat ini berada di peringkat ke­sepuluh. Liver­pool menempati po­sisi ke-12 de­ng­an nilai sepu­luh atau terpaut dua poin dari New­castle.

Sepanjang sejarah perta­ru­ngan kedua kubu, The Reds, ju­lukan Liverpool  selalu meme­nangi per­tandingan. Tercatat,  da­ri lima pertemuan terakhir  skuad Bren­dan Rod­gers ini selalu menang.

Di laga terakhir  Liverpool me­­raup kemenangan 3-1 atas New­castle United lewat gol-gol Craig Bel­lamy dan Steven Gerrard.

Cede­ranya punggawa Fa­bio Borini, prak­­tis Liverpool hanya me­ng­­an­dal­kan Suarez sebagai striker se­nior yang tersisa.

Ketergantungan yang tinggi kepada Suarez menciptakan kon­disi yang kurang sehat di tubuh Liverpool.

Fenomena ini pernah terjadi be­berapa musim lalu saat Fer­nando Torres plus Gerrard men­jadi poros per­mai­nan tim. Ter­lalu mengan­dal­kan keduanya, Li­ver­pool pun akan kesulitan ketika sa­­lah satu dari me­re­ka absen.

“Inilah realita yang terjadi di klub saat ini. Aku sangat ingin meng­istirahatkan mereka un­tuk mem­berikan mereka nafas. Tapi, ketika Anda butuh me­reka, maka Anda harus memain­kan­nya,” ujar pelatih Liver­pool Brendan Rodgers.

“Masalahnya, skuad kami se­makin minim. Aku tidak bisa te­rus memainkan Ste­ven Gerrard dan Luis Suarez, tapi inilah kon­disinya,” tambah pelatih peng­­g­anti Kenny Dalglish ini.

Sementara dari kubu Newcas­le United, striker andalan mereka Demba Ba dipastikan tidak me­rum­put karena dihantam cedera saat melawan West Bromwich  beberapa waktu lalu. Ba, top­skor sementara Premier League deng­an 7 gol, sangat diandalkan New­castle.

Newcastle terakhir kali me­nang atas Liverpool di Anfield terjadi pada April 1994. Saat itu Newcastle menang 2-0.

Liverpool sekarang berada da­lam kondisi yang angin- anginan.

Klub dengan nama besar ini kerap kebobolan di 30 menit ter­akhir. Dari 14 gol kebobolan, me­reka, 8 diantaranya tercipta di 30 menit terakhir. Apakah “pe­nyakit” ini masih akan menye­rang Liver­pool? Kita tunggu saja. [Harian Rakyat Merdeka]