Panas Sejak Calciopoli

Inter yang sejak awal musim panas lalu, sempat menempati posisi yang tidak meng­un­tungkan. Namun, kecerdasan dari sang pelatih  Andrea Stra­mac­cioni mampu mengantarkan Internazionale ke posisi runner up klasemen musim ini.

Di laga sebelumnya, klub hi­tam biru ini terus mendapatkan hawa positif. Kontra Sampdoria beberapa waktu lalu, Javier Za­netti cs mampu membungkam tim tamu 3-2 atas Sampdoria di Sta­dion Giuseppe Meazza be­berapa waktu lalu.

Berkat hasil itu, Inter kini me­nempati urutan kedua klasemen sementara Seri A dengan 24 poin dari 10 partai. La Beneamata ter­tinggal empat poin dari Juve yang ada di puncak.

“Mereka adalah tim yang kuat, tapi kami merasa sangat positif di ruang ganti. Masih terlalu dini untuk bicara soal titel, tapi kami ingin bermain baik dan menga­lah­kan pemimpin klasemen, khu­susnya karena kami tampil sangat baik saat tampil tandang musim ini,” ucap bek Inter, Yuto Na­gatomo, dilansir situs resmi klub.

Guarin mengungkapkan hal serupa. Dia juga menegaskan timnya akan berusaha meraih kemenangan.

“Kami perlahan-lahan sampai ke posisi yang diinginkan oleh pelatih, dengan kerja keras dan me­menangi pertandingan. Seka­rang kami bisa fokus ke Bian­coneri. Kami akan berjuang untuk memenangi pertan­ding­an,” katanya.

Pertemuan Juve kontra Inter memang menarik untuk diikuti. Pasalnya sebelum skandal Cal­ciopoli mencuat 2006 silam, Bian­coneri dan Nerazzurri men­jadi dua tim yang tak pernah ter­degradasi dari kasta teratas se­pak­bola Negeri Pizza.

Atas kasus itu Juve diharuskan terjerambab ke dalam degradasi Seri B, sementara Inter justru mendapatkan “hibah” berupa scudetto musim 2005/2006.

Sejak naik lagi ke Seri A, Juve punya catatan bagus tiap kali ber­temu Inter di liga. Dalam 10 per­temuan, klub yang tepat ber­usia 115 tahun pada hari ini itu me­nang lima kali, seri tiga kali, dan cuma kalah dua kali.

Dua kekalahan yang mereka derita pun terjadi di kandang lawan. Musim lalu, mereka dua kali menang atas Inter di Seri A. [Harian Rakyat Merdeka]