Ulangan final Wimbledon 2012 antara maestro tenis asal Swiss, Roger Federer dan peteÂnis Inggris, Andy Murray berÂpeÂluang kembali terjadi di turÂnaÂmen tenis Olimpiade London 2012.
Dari hasil undian tunggal putra Olimpiade 2012 yang dirilis pada hari Jumat (27/7), kemarin. FedEx julukan Federer berada di posisi berbeda, sehingga keduaÂnya berpeluang bertemu kembali di babak final.
Di pertandingan pertama, MurÂray akan berhadapan dengan kompatriot Federer, Stanislas Wawrinka. Sedangkan, Federer yang menjadi unggulan pertama, akan berjumpa dengan petenis Kolumbia, Alejandro Falla.
Meski menempati unggulan ketiga, petenis tuan rumah untuk bertemu Federer di partai puncak tidak akan mudah. Soalnya, peÂtenis peringkat empat dunia ini harus melewati hadangan petenis peringkat dua dunia asal Serbia, Novak Djokovic.
Seperti diketahui, akan ada juara baru untuk Olimpiade 2012 kali ini. Pasalnya, juara bertahan dan peraih medali emas di Olimpiade Beijing, Rafael Nadal memutuskan untuk mundur dari turnamen karena cedera.
Murray tengah menghapus kekecewaannya setelah gagal menÂjuarai Grand Slam WimbleÂdon awal bulan lalu. Dia berÂteÂkad membayar hutang pada para penÂdukungnya dengan meraih medali emas di Olimpiade yang berlangÂsung di kandangnya sendiri.
“Saya telah bermain baik tahun ini. Jika saya bisa mengÂamÂbil sisi positif dari kekalahan atas Federer (di Wimbledon), saya sangat percaya diri bisa berÂbuat sesuatu di Olimpiade, Amerika Terbuka, dan turnamen lainnya,†kata Murray.
Meski kemungkinan bertemu Federer di final Olimpiade cukup terÂbuka. Namun, Murray mÂeÂnolak anggapan kalau sekarang diriÂnya tengah mengincar balas denÂdam kepada petenis asal Swiss itu.
“Saya tidak bicara balas denÂdam kepada Federer. Lagipula untuk bertemu dengannya masih cukup jauh,†lanjut Murray.
Sementara itu, petenis Serbia, Novak Djokovic berharap meÂningÂgalkan London dengan memÂbawa hasil lebih baik dariÂpada saat Olimpiade Beijing 2008 yang hanya merebut meÂdali perunggu.
“Pada saat itu (Olimpiade Beijing), petenis yang menang di Olimpiade akan dianggap abadi dan mendapat kemenangan kekal,†kata The Djoker.
Pada Olimpiade Beijing 2008, peraih lima kali gelar “grand slam†ini terpaksa takluk di tanÂgan Nadal. Lalu, Djokovic keÂmuÂdian menangis bahagia, seteÂlah mengalahkan petenis asal Amerika Serikat James Blake di babak play-off demi mendapat medali perunggu.
“Setiap kemenangan dan keÂkalahan menjadi pelajaran bagi seÂmua atlet,†ujarnya. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: