Kanoute mengaku bangga berÂagama Islam. BahÂkan, dia tidak sungkan-sungÂkan menunjukkan keislamannya baik di lapangan maupun di luar lapangan.
Di lapangan, setiap kali menÂceÂÂtak gol, dia tak pernah lupa meÂraÂyakannya dengan cara-cara yang “beraniâ€. Misalnya, dengan berÂÂsujud dan atau gerak tangan seÂÂperti orang Islam yang telah berdoa.
Dalam kondisi apapun, KaÂnoute tetap menjalankan kewaÂjiÂbannya untuk shalat. Tak jarang dia shalat di kamar ganti dan diÂsaksikan oleh rekan-rekannya. Rekan-rekan setimnya yang keÂbaÂnyakan non Islam juga memÂberikan toleransi kepadanya unÂtuk melaksanakan shalat, meski awalnya ritual tersebut dianggap aneh oleh mereka.
Jika Ramadhan datang, KaÂnoute tetap menjalankan ibadah puasa. Baik ketika latihan atauÂpun bertanding. Namun, khusus ketika berlatih, pelatih fisik SeÂvilla memberikan kelonggaran keÂpada Kanoute untuk berlatih tidak secara penuh.
Salah satu aksi kontroÂverÂsialÂnya adalah saat Kanoute memberi rasa simpati terhadap rakyat PaÂlestina yang mati syahid kala Gaza diobrak-abrik Israel pada JaÂnuari 2009. Dalam salah satu pertandingan Sevilla, KaÂnoute membuka bajunya untuk memÂperlihatkan kaos dalamnya yang bertuliskan “Palestineâ€. Kata Palestine itu ditulis juga daÂlam beberapa bahasa yang lain.
Aksi pemain 33 tahun itu memÂbuat Federasi Sepak Bola SpaÂnyol (REF) menghukumnya memÂbayar denÂda sebanyak 3000 euro atau seÂkiÂtar Rp 45 juta. [rm]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: