Sukses keÂtiÂga tim peÂraÂhu naga InÂdoÂnesia kali ini diraih paÂda nomor 250 meter dengÂÂan menÂcaÂÂtat waktu tercepat 48,681 detik. Disusul peraih perak tim Myanmar dengan catatan waktu 49,401 detik dan perunggu tuan rumah China dengan waktu 49,467 detik.
Dengan personil sama, tim yang dimotori Pendrota Putra KeÂsumah itu, sebelumnya meÂraih emas pada nomor 1.000 meter dan 500 meter. Dengan peÂnuh semangat dan haru, lagu InÂdonesia Raya pun diÂkuÂmanÂdangÂkan diiringi kenaikan bendera meÂrah putih di Danau ZengÂcheng tiga kali berturut-turut.
Pada kesempatan sama, tim peÂrahu naga putri juga mencetak hattrik dengan meraih perak setelah mencatat waktu 59,458 deÂtik. Sedangkan, medali emas diÂraih China dan perunggu diÂbawa Thailand dengan catatan waktu 1:2,008 detik.
Ketua Umum PB PODSI, AhÂmad Sutjipto mengaku sangat bangÂga atas pencapaian yang diraih tim perahu naga putra dan putri. “Mereka tampil luar biasa, sempurna dan ini kebanggan bagi Indonesia. Hattrick emas ini merupakan buah kerja keras dan latihan serta persiapan selama ini,†kata Ahmad Sutjipto yang didampingi Manajer Tim Perahu Naga Indonesia, Young Mardinal Djamaludin.
Menurut Sutjipto, sukses meÂraih sapu bersih dan juara umum pada nomor perahu naga meÂruÂpaÂkan rekor tersendiri. Untuk perÂtama kalinya cabang olahraga mampu melakukan hattrik emas pada satu cabang olahraga Asian Games yang diikuti Indonesia.
Manajer Tim Perahu Naga InÂdoÂnesia, Young Mardinal DjaÂmaÂludin menyatakan tim putri maÂsih kesulitan untuk meÂneÂmÂbus dominasi China. Meski gaÂgal mempersembahkan emas, tim putri menjadi tim yang diÂperhitungkan.
Harapan Indonesia untuk meÂnyapu bersih tiga nomor seperti yang pernah ditorehkan di Asian Beach Games 2009 di Bali gagal diÂlakukan. “Pada heat pertama puÂtri Indonesia mampu meÂngaÂlahkan China, namun pada heat keÂdua dan final ini kita harus mengakui mereka secara umum tampil luar biasa dan konsisten. Putri China memang kuat,†kata Djamaludin.
Dengan suksesnya perahu naÂga di Asian Games, maka peÂluang Indonesia meraih keÂsukÂsesan pada SEA Games 2011 yang digelar di Indonesia cukup terÂbuka. Saingan terberatnya adaÂlah Myanmar dan Thailand.
Selain itu, PB PODSI juga akan menggalang dukungan unÂtuk melobi International OlymÂpic Commite (IOC) agar cabang olahÂraga perahu naga diÂperÂtanÂdingkan di ajang Olimpiade.
Sementara itu, keberhasilan InÂdoÂnesia meraih 3 emas, 6 perak dan 10 perunggu di Asian GaÂmes harus dijadikan moÂmenÂtum oleh KOÂNI/KOI dan peÂmerintah untuk lebih memÂperÂhaÂtikan caÂbang-cabang olahraga yang seÂlama ini terpinggirkan.
“Selama ini kita hanya fokus dan berharap pada cabang-caÂbang elit seperti bulutangkis. Dengan keberhasilan ini KONI/KOI dan pemerintah harus memÂperlihatkan cabang lainnya khuÂsusnya dayung,†kata Ketua Umum Lembaga Pengawas OlahÂraga Nasional (LPON), SteÂven Setiabudi Musa.
Selain itu, Steven menyoroti jeÂbloknya pemain pelatnas buÂlutangkis dibanding peÂmain non pelatnas. “Dibanding dengÂan pemain pelatnas, pemain non pelatnas di bulutangkis ternyata lebih berprestasi di AG 2010 ini. Ada apa?†tanyanya. [RM]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: