Salah satu instruktur kegiatan itu, Normansyah mengatakan ada satu semangat dari teman tuli dalam mengasah diri. Walaupun, keterbatasan pada diri mereka membutuhkan waktu berlatih lebih panjang.
"Progresnya luar biasa, walaupun memang kawan-kawan tuli ini perlu waktu untuk belajar atau untuk praktik di tempat kerja yang non tuli karena ada keterbatasan," ujar Normansyah dalam keterangan tertulis, Jumat (2/8).
Adapun lima peserta terbaik dipilih dari 20 peserta yang mengikuti pelatihan selama empat hari sejak 29 Juli hingga 1 Agustus 2024, di Ivory Coffee, Banda Aceh.
Selama pelatihan berlangsung, kata Normansyah, para peserta sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian. Sikap tersebut menunjukkan keseriusan untuk menjadi pramusaji profesional dan mendapatkan pekerjaan sesuai minat.
"Kita pikir mereka sangat serius. Selama ini, tak ada dunia kerja yang menampung tapi begitu dikasih kesempatan mereka tak menyia-siakan kesempatan itu dan bekerja keras," tuturnya.
Dalam pelatihan tersebut, para peserta mendapatkan berbagai materi tentang pelayanan yang baik di cafe dan restoran. Selain pengetahuan untuk menjadi waiter-waitress, para peserta juga diedukasi tentang kopi Gayo dari ahlinya.
Terakhir, mereka harus melewati simulasi dan ujian praktik melayani pengunjung secara langsung. Tahapan tersebut sekaligus menjadi bahan penilaian tim Amanah untuk memilih peserta terbaik yang akan ditempatkan bekerja.
"Insyaallah ada lima orang yang terbaik. Kemudian, nanti mereka akan ditempatkan (bekerja)," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: