Peserta diajak untuk mengunjungi beberapa rumah produksi kain di Banda Aceh, seperti Rumah Batik Malaka, Tenun Nyak Muh, Yuyun Bordir, Qas Songket, Zungket, Mutiara Songket, dan Ratu Tekstil.
Mereka diberikan kesempatan untuk melihat beragam koleksi kain dan memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan desain mereka. Seluruh pembelian kain peserta ditanggung sepenuhnya oleh Amanah.
Ketua IFC Aceh, Khairul Fajri mengatakan, dalam kegiatan itu peserta juga diminta untuk mulai mengeksekusi sketsa atau moodboard yang telah mereka buat sebelumnya dengan memilih bahan yang sesuai.
“Mereka sudah punya masing-masing 9 desain, jadi kita membawa mereka untuk mini shopping untuk material," ujar Khairul dalam keterangan tertulis, Minggu (9/6).
Selain memilih kain, peserta juga mendapatkan bimbingan dari Khairul dalam memadukan motif kain wastra (kain tradisional) dengan jenis kain lainnya.
Lanjut Khairul, hal ini penting karena jenis kain yang dibutuhkan cukup beragam, mulai dari bordir, batik, tenun, hingga jenis kain lainnya.
“Para designer ini kadang suka hilang fokus dengan apa yang dia desain ketika dihadapkan dengan material, keinginannya jadi berubah," katanya.
"Yang kedua, Availability wastra (kain tradisional) di Aceh ini juga cukup sulit," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: