Menyikapi hal ini, akademisi Fakultas Filsafat, Universitas Katolik Parahyangan, Syarif Maulana, menyinggung soal kondisi pemuda Indonesia yang saat ini rentan memiliki gangguan mental.
Menurut Syarif, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, terungkap lebih dari 19 juta penduduk Indonesia usia lebih dari 15 tahun memiliki gangguan mental emosional. Selain itu, lebih dari 12 juta penduduk dengan rentang usia sama mengalami depresi.
"Gangguan mental seperti ini dapat menjadikan penderita melakukan aksi nekat seperti bunuh diri,” kata Syarif dalam keterangan tertulis, Kamis (18/4).
Founder Komunitas Filsafat Kelas Isolasi juga menyebut salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental adalah memanfaatkan waktu luang usai beraktivitas
Hal itu, menurut Syarif, juga bisa dilihat dari pandangan Filsuf Aristoteles.
“Dalam pandangan Aristoteles, waktu luang menempati posisi penting dalam usaha mencapai keutamaan (eudaimonia). Seseorang baru bisa mewujudkan kepenuhan hidup dan batinnya, jika mampu bergerak dan berkarya di dalam waktu senggang,” kata Syarif.
Salah satunya dengan berolahraga, bepergian, atau jalan-jalan pagi di taman melihat pemandangan.
“Selain memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh, olahraga juga merupakan aktivitas manusia yang dimungkinkan oleh waktu luang,” kata Syarif.
Selain olahraga, anak muda saat ini juga perlu meluangkan waktu untuk beriwisata, entah berpergian ke gunung menikmati hawa sejuk atau ke pantai mendengar deru ombak.
BERITA TERKAIT: