Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Gelar Pameran Seni Rekam Masa, Artopologi Angkat Sertifikasi Keaslian Digital Karya Seni

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Jumat, 28 Oktober 2022, 20:55 WIB
Gelar Pameran Seni Rekam Masa, Artopologi Angkat Sertifikasi Keaslian Digital Karya Seni
Pameran Rekam Masa oleh Artopologi di Museum Nasional Indonesia, Jakarta/RMOL
rmol news logo Hadir untuk menghubungkan ekosistem seni di Indonesia, Artopologi menggelar pameran karya seni terintegrasi blockchain bertajuk Rekam Masa. Pameran ini akan berlangsung selama tanggal 28 Oktober-6 November 2022 di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.

Tak hanya mengangkat karya dan peristiwa seni di ruang pamernya, Rekam Masa juga memperkenalkan kelebihan teknologi blockchain untuk merekam portofolio seorang seniman, jejak sebuah karya dan menyimpan sertifikat keasliannya dalam bentuk digital.

Rekam Masa adalah sebuah pameran yang mengambil tema perjalanan waktu antara seni yang berpadu dengan teknologi. Maknanya juga mengacu pada stempel waktu atau time stamps yang menjadi landasan teknologi blockchain, di mana setiap karya seni dalam pameran ini terintegrasi ke dalam jaringan tersebut.

Karya seni fisik yang ditampilkan dalam Rekam Masa, di antaranya lukisan, fotografi, patung, instalasi, pertunjukan, serta fashion masterpiece dari para seniman senior seperti Teguh Ostenrik, Galam Zulkifli, Dipo Andy, Mang Moel, FJ Kunting, Rinaldy Yunardi, Didi Budiarjo, Ghea Panggabean, Joshua Irwandi, dan para seniman muda lainnya. Juga terdapat sajian karya seni digital dan instalasi art wedding.

Pada kesempatan sama, juga diluncurkan marketplace Artopologi.com sebagai platform bertemunya para pencipta dan pecinta seni, sekaligus penyedia layanan sertifikasi keaslian digital berbasis blockchain untuk karya seni fisik seperti lukisan, patung, instalasi seni, objek seni, yang bersifat unik atau tidak ada duanya.
 
Founder Artopologi, Intan Wibisono mengatakan, penyelenggaraan pameran ini didorong oleh semangat mendukung konvergensi dunia seni dengan teknologi.

“Berangkat dari keinginan untuk berkontribusi dalam dunia seni, kami ingin menghubungkan ekosistem seni dengan inovasi teknologi, sebagai gerbang baru pembuka jalan bagi seni untuk terus tumbuh dan bergerak maju,” papar Intan, Jumat (28/10).

Intan menjelaskan, saat ini teknologi telah bergerak menuju Web3 yang merupakan generasi ketiga dari jaringan internet. Pada momen ini, Artopologi ingin mengambil andil dalam membantu para seniman dan pecinta seni mengadopsi teknologi Web3.

Kata dia, setiap karya seni yang ditampilkan akan kami daftarkan di blockchain untuk mendapatkan sertifikat digital yang menjamin keotentikannya.

"Certificate of Authenticity (COA) ini juga berfungsi mengoptimalkan perlindungan hak penciptanya, sekaligus memberikan rasa aman bagi pecinta seni yang mengoleksi karya tersebut,” lanjut Intan.

Sementara itu, anggota Dewan Pengawas Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya, Ricky Pesik menyatakan apresiasi dan dukungan atas inisiatif Artopologi menyediakan platform yang dapat dibilang eksperimental namun sangat penting untuk perkembangan ekosistem seni rupa kontemporer secara keseluruhan.

“Semoga akan hadir pameran-pameran dengan terobosan, konsep, dan model baru yang memberi ruang kepada seniman-seniman kita menampilkan cara-cara baru kepada publik,” tuturnya seraya berharap, museum dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk menjadi ruang bersama memperkenalkan terobosan baru di dunia seni. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA