Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Cara Menanggulangi Ekstrimisme dari Bekas Napiter: Harus Cegah Sumbatan Beragama dan Bernegara

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Jumat, 26 November 2021, 05:15 WIB
Cara Menanggulangi Ekstrimisme dari Bekas Napiter: Harus Cegah Sumbatan Beragama dan Bernegara
Focus Group Discussion (FGD) tentang Pencegahan dan Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme, yang digelar Polres Sukoharjo, Kamis (25/11)/RMOLJateng
rmol news logo Upaya melawan ekstrimisme dan deradikalisasi dibagikan bekas narapidana terorisme (napiter) Roki Aprisdiato dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD) tentang Pencegahan dan Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme, yang digelar Polres Sukoharjo, Kamis (25/11).

Roki Aprisdianto menyebutkan sejumlah poin penting yang harus dilakukan untuk mencegah deradikalisasi hingga aksi terorisme.

Dia menyebutkan, pada intinya ada dua hal pokok yang harus digarisbawahi untuk melawan ekstrimisme. Yakni, menjaga persatuan umat beragama dan juga persatuan bernegara.

Karena menurut Roki Aprisdiato, ada tiga subatan yang membuat dua hal pokok tersebut tidak berjalan dengan baik. Yakni, sumbatan sesama agama, sumbatan antar agama, dan sumbatan berbangsa dan bernegara.

"Jadi apabila kita ingin mewujudkan toleransi dan mencegah terjadinya terorisme, maka kita harus menyelesaikan  sumbatan-sumbatan tersebut," ujar Roki Aprisdianto seperti dilansir Kantor Berita RMOLJateng, Kamis (25/11).

Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengatakan, FGD ini merupakan kegiatan yang diinisiasi dari Satbinmas Polres Sukoharjo dengan tujuan untuk mendapatkan masukan ataupun saran dapat ditindak lanjuti dari pemda setempat.

Dalam kesempatan tersebut, Kapolres mengungkapkan, bahwa terorisme tidak ada kaitannya dengan agama sehingga tidak dihubungkan dengan agama. Radikalisme terjadi karena beberapa faktor antara lain ekonomi, pendidikan dan pergaulan.

“Terorisme gaya baru bisa dipelajari lewat smartphone atau media internet karena internet bisa diakses setiap orang, maka kita harus sangat berhati-hati dalam mengakses media medsos,” ungkapnya.

AKBP Wahyu menambahkan, upaya-upaya dalam pencegahan terorisme yaitu dengan meminimalisir kesenjangan sosial dan perbaikan tingkat ekonomi, pemahaman ilmu dengan baik dan benar.

"Karena ilmu adalah faktor utama dari segala aspek kehidupan, perlunya ilmu sebagai pondasi yang membentengi seseorang dari pengaruh radikalisme yang berkembang dan menyebar dari berbagai sisi," tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA