Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Waqar, Bocah Afghanistan Pencari Suaka Yang Bercita-Cita Menjadi Bankir

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 10 Juli 2019, 14:01 WIB
Waqar, Bocah Afghanistan Pencari Suaka Yang Bercita-Cita Menjadi Bankir
Waqar, anak Afghanistan pencari suaka/RMOL
rmol news logo Hingga hari ini, ratusan pengungsi dari berbagai negara masih berkumpul di depan kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Pantauan Kantor Berita RMOL, Rabu (10/7), para pengungsi tetap menunggu bantuan dari Komisi Tinggi PBB dengan menggelar tikar dan berkemah di pinggir jalan raya.

Salah satu pegungsi bernama Waqar, bocah berusia 7 tahun asal Afghanistan tengah menjaga adiknya bernama Aftab berusia 3 tahun dan sang ibu, Massoma yang berusia 31 tahun.

Sang ibu baru saja melahirkan adiknya bernama Arzo Zahara, tiga minggu lalu. Waqar memperlihatkan perannya melindungi ibunya dari banyak warga yang menghampiri untuk memberikan bantuan, mulai dari makanan, air mineral, pakaian, hingga popok.

Sementara ayahnya bernama Assif (44) sedang mengitari kawasan Kebon Sirih untuk mencari bantuan untuk keluarganya, dan juga bersiaga untuk masuk slot list pemindahan ke tempat penampungan. Berharap Pemprov DKI dan UNHCR menginisiasi tempat tinggalnya, yang hingga ini belum ada bantuan sedikitpun dari UNHCR.

"Saya tidak tahu, sejauh ini tidak ada (bantuan). Kami sudah duduk di sini dekat UNHCR selama 11 hari, dan 1 tahun kami tinggal di Kalideres," ungkap Waqar kepada Kantor Berita RMOL di Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (10/7).

Sama halnya di Kebon Sirih, selama setahun di Kalideres mereka juga tinggal di trotoar, kondisi yang tak berbeda jauh. Waqar belum tahu hingga kapan ia akan bertinggal di lokasi ini.

"Di sini lebih baik, saya tidak tahu (sampai kapan), saya hanya ikuti ayah saya," tutur bocah berkulit putih ini.

Sementara ibunya, Massoma malu-malu ditanya dan lebih fokus untuk menyusui anaknya yang dilahirkannya di RS Tarakan, Gambir, Jakarta Pusat.

"Ibuku melahirkan di RS Tarakan, dan hari ini adikku berusia satu bulan," kata Waqar.

Untuk tetap bertahan hidup, Waqar dan keluarganya masih mengandalkan bantuan yang diberikan warga sekitar maupun pengendara yang melintas. Adapun UNHCR pernah memberikan bantuannya, itupun hanya makan siang.

"Kadang-kadang orang memberi kami uang dan kami beli air dan kadang beberapa orang juga memberi kami makanan," tuturnya.

Waqar berharap keluarganya mendapatkan bantuan dari UNHCR, dengan tempat penampungan yang layak dan berharap negaranya aman tanpa adanya perang senjata.  

Tidak hanya itu, seorang bankir menjadi cita-citanya di masa dewasa nanti. Meskipun hanya harapan, ia tampak optimis untuk bisa menggapainya di tengah kondisi sulitnya di negeri orang.

"Saya ingin menjadi businessman, bankir, semoga saya bisa menggapainya," harapnya penuh.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan UNHCR mengaku para pengungsi sebenarnya memiliki penampungan community housing meski pada akhirnya berbeda fakta di lapangan.

Informasi terbaru, para pencar suaka ini akan dipindahkan dan ditampung di Jakarta Islamic Center di kawasan Jakarta Utara. rmol news logo article 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA