"Ini jadi (para pengungsi) frustrasi. Nah yang frustrasi ini kemudian melakukan demo dengan cara berbeda di depan UNHCR untuk diberi peluang, atau sekiranya (agar) bisa dipercepat diselesaikan isu kemanusiaan mereka itu," tuturnya di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di Pejambon, Jakarta, Selasa (9/7).
Saat ini pihaknya dengan United Nations High Commissioner for Refugees (UNCHR) tengah berupaya untuk mengembalikan para pengungsi ke rumah penampungan yang tidak disebutkannya lokasinya.
Didukung oleh Kementerian Koordiator Politik Hukum dan HAM (Kemenkopolhukam) dan Pemprov DKI, pihaknya berupaya memberikan save house yang lebih baik.
"Isu terakhir ini kami RI bekerja sama dengan UNHCR, Kemenkopolhukam, dan Pemprov DKI mencari ruang mengembalikan mereka ke tempat penampungan," jelasnya.
Bukan tanpa sebab, ia menegaskan bahwa para pengungsi sebenarnya memiliki tempat penampungan namun tidak ditempati.
"Bukan mereka tidak memiliki tempat penampungan, tapi mereka itu selama ini ada di community housing rumah penampungan," tuturnya.
Sejauh ini, kata Ahsanul, ada beberapa tempat yang bersedia dijadikan tempat penampungan sementara bari para pengungsi.
"Ini sedang kita proses. Dan info dari Pemprov Jakarta mereka berkordinasi menyelesaikan tanpa adanya efek sosial yang bisa ditimbulkan," tandasnya.
Sebelumnya, publik dihebohkan dengan banyaknya pencari suaka yang menempati sepanjang trotoar di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Tak hanya tidur, mereka juga menjadikan trotoar Kebon Sirih sebagai tempat beraktifitas, mulai dari menjemur baju hingga tiduran beralaskan terpal.
BERITA TERKAIT: