Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Muhammad Syaugi menjelaskan bahwa pihaknya akan menggunakan alat seperti Multi Beem Echo Sounder (MBES) dan Remoted Operated Underwater Vehicle.
Kedua alat deteksi bawah laut itu dikerahkan untuk mengetahui keberadaan bangkai pesawat. Alat-alat itu merupakan alat yang pernah digunakan di Danau Toba saat KM Sinar Bangun tenggela,
"Remote Operated Underwater Vehicle dengan kamera yang kita bisa melihat seperti di Danau Toba," ungkap Syaugi dalam jumpa pers di Crisis Center, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Senin (29/10).
Ia menuturkan, pihaknya sudah memiliki koordinat yang diberikan ATC saat pesawat tersebut hilang kontak.
Syauqi menyebut, pihaknya telah mengangkut sejumlah barang-barang yang diduga berasal dari pesawat dengan rute Jakarta menuju Pangkalpinang itu.
"Barang-barang yang ada di atas permukaan sudah kami angkut, sudah kami bawa semua ke JICT di Tanjung Priuk," tuturnya.
[ian]
BERITA TERKAIT: