Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Bambang Suryo Aji menjelaskan, dari 15 kapal itu, ada empat kapal yang memiliki peralatan canggih untuk mendeteksi logam di bawah laut dengan menggunakan sonar.
Gunanya untuk mencari bangkai kapal dan kotak hitam alias black box pesawat nahas tersebut. Kapal yang dimaksud adalah milik Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal), KRI Rigel-933 dan kapal canggih milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), KM Baruna Jaya.
"Adapun kapal yang sudah disiapkan diantaranya KRI Rigel saat ini juga aktif melakukan operasi. Malam ini juga saya perintahkan BPPT untuk menggunakan kapal Baruna Jaya untuk memastikan jatuhnya bangkai kapal," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/10).
Bambang juga mengaku sudah meminta bantuan pinjaman tiga jenis peralatan perekaman dasar laut yakni side scan sonar, multibeam echosounder dan pin locator dari Asosiasi Kontraktor Survei Laut Indonesia (AKSLI) untuk di pasang di kapal milik Basarnas, KM SAR Batu Dewa dan satu kapal milik PT Pertamina.
"Tiga alat ini akan di taruh di dua kapal yaitu satu di kapal KM SAR Batu Dewa SAR dan dua Alat akan ditaruh di (kapal milik) Pertamina. Jadi total ada empat kapal yang malam ini rencananya memastikan adanya bangkai kapal tersebut," jelasnya.
Dipastikan semua kapal akan bekerja selama 24 jam penuh. Adapun para kru yang bertugas di atas kapal akan diganti setiap periode tertentu.
"Mungkin lima jam sekali kita ganti kru-nya," demikian Bambang.
[nes]
BERITA TERKAIT: