Tokoh Masyarakat Ciketing Udik, Bantar Gebang, Anen Samsudin mengatakan, bentuk pencemarannya berbagai macam. Dari sampah yang tumpah ke jalan akses warga, bau tidak sedap, hingga lalat-lalat hijau menyerang warga.
"Kami sudah sering mengeluhkannya, namun tak kunjung ada perhatian dari pengelola TPST Bantar Gebang," kata Anen, Senin (19/2).
Selain itu, rumah warga yang berbatasan langsung dengan TPST Bantar Gebang, kerap diganggu dengan pencemaran limbah air TPST Bantar Gebang. Air tanah warga menjadi kuning dan berbau. Polusi udara yang menyengat dengan perkembangbiakan lalat yang luar biasa menjadi gangguan yang sehari-harinya dirasakan warga.
Pengamat Kebijakan Publik dari Budgeting Metropolitan Watch (BMW), Amir Hamzah menilai Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta tidak becus mengurus sampah di TPST Bantar Gebang. Bahkan, sejak dilakukan swakelola, pengelolaan sampah justru mengalami kemunduran.
"Serbuan lalat itu akibat tahapan coper soil (pengadaan tanah untuk menutup lapisan sampah) dilakukan secara asal-asalan," ujar Amir.
Selain itu, coper soil juga tidak seluruhnya tanah merah tapi dicampur dengan tanah boncos.
Akibatnya bau busuk sampah bukannya dapat dihilangkan, malahan sebaliknya semakin menyeruak. Belum lagi serbuan lalat yang masuk sampai ke pemukiman warga sekitar Bantar Gebang.
Selain itu pembangunan jalan di kawasan TPST Bantar Gerbang juga dipertanyaan. Pasalnya kendaraan pengangkut sampah kerap terbalik.
"Kemungkinan jalannya tidak rata," tukas Amir.
Karena itulah Amir menyarankan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan wakilnya, Sandiaga Uno untuk tidak begitu saja mempercayai laporan Dinas Lingkungan Hidup yang mengatakan bahwa kondisi TPST Bantargebang semakin kondusif.
Perlu diketahui, luas lahan TPST Bantargebang mencapai 110 hektare, yang terbagi lima zona. Namun, sejak 19 Juli 2016 lalu, Pemprov DKI telah mengambil alih pengolahan TPST Bantargebang yang sebelumnya dikelola pihak swasta dalam hal ini PT GTJ dan PT Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI) yang menerapkan sistem sanitary landfill.
[dem]
BERITA TERKAIT: