Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan, ditinjau kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal yang dipicu oleh aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust.
"Hiposenter gempabumi tampaknya berada tepat di bidang kontak antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Ini relevan dengan hasil analisis mekanime sumber yang menunjukkan di pusat gempa terjadi mekanisme penyesaran naik (thrust fault)," jelasnya lewat tulisan yang diunggah @infoBMKG, akun Twitter BMKGâ€, pagi ini.
Meskipun berkedalaman dangkal, gempabumi ini tidak disebabkan oleh aktivitas Mentawai Backthrust. Karena kelanjutan backthrust ini ada di sebelah barat Pulau Pini. Sementara pusat gempabumi ini tepat di utara Pulau Pini. Secara tektonik kawasan ini memang merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks yang sering terjadi gempabumi dengan kedalaman dangkal.
"Catatan gempabumi menunjukkan bahwa di zona ini pernah mengalami gempabumi kuat pada tahun 1861 (8,4), 1935 (M=7,7), 1984 (M=7,4). Beberapa gempabumi kuat ini selain merusak diantaranya memicu terjadinya tsunami," demikian Daryono.
[zul]
BERITA TERKAIT: