Sebelumnya terjadi gempa dengan magnitudo M4,9 yang terletak pada koordinat 7,23° LS ; 107,65° BT, atau tepatnya berlokasi di darat 25 km tenggara Kabupaten Bandung pada kedalaman 10 km sekitar pukul 09.41.08 WIB.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Garsela," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangan resminya.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser turun (oblique normal)," sambungnya.
Menurut Daryono, dampak gempa bumi dirasakan di daerah Majalaya dengan skala intensitas III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Banjaran dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah).
Selanjutnya, terasa getaran seakan-akan truk berlalu, daerah Lembang, Parompong, Bandung Barat, Baleendah, Garut, Cileunyi dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah terasa getaran seakan-akan truk berlalu).
Dari hasil pemodelan tersebut, Daryono mengatakan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 10.10 WIB, berdasarkan hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 5 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M3.1.
Untuk itu, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Beriktnya BMKG mengimbau warga menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Warga juga diminta memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.
BERITA TERKAIT: