Begitu kata pengamat politik Universitas Brawijaya Faza Dhora Nailufar dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi sesaat lalu (Kamis, 2/4).
"Risma tadinya juga tidak dikenal. Selain bukan asli Surabaya, sebagai seorang kepala dinas pertamanan, kebijakan memperbanyak taman kota dan penghijauan sesungguhnya adalah legacy Walikota Bambang DH dan sudah berjalan sejak dulu," ujarnya.
Karena dianggap punya prestasi saat menjadi kepala dinas itu, Risma bisa merebut hati sebagian besar masyarakat Surabaya.
"Risma bukan orang asli Surabaya. Ia kelahiran Kediri, hanya saja tinggal lama di Surabaya. Itu menunjukkan masyarakat Surabaya sangat terbuka dan memilih pemimpin karena karyanya," tambah Faza.
Namun begitu, Faza menilai jika karakter kepemimpinan Risma yang cenderung kurang dewasa masih terus dipertahankan hingga akhir masa jabatannya, maka bukan tidak mungkin publik Surabaya menginginkan pemimpin baru.
"Satu periode Risma hingga awal 2015 ini ia masih kurang dewasa dalam mengelola konflik. Pola komunikasi politiknya dengan kelompok oposisi, bahkan dengan partai pendukungnya, PDIP, terlalu konfrontatif. Hal itu tidak produktif dalam mewujudkan agenda pembangunan kota secara nyata,†ungkap Faza.
Menurut dia, jika dalam Pilkada nanti ada sosok baru, muda, dan bisa bekerja sama dengan seluruh pihak, termasuk dengan partai politik dan DPRD untuk memajukan Surabaya, maka perlu sosok tersebut adalah sosok alternatif tepat menggantikan Tri Risma.
Disebutkan Faza, sosok muda seperti Bupati Banyuwangi Azwar Anas atau Walikota Bandung Ridwan Kamil sebenarnya tidak terlalu dikenal masyarakat. Namun karena mereka punya potensi yang berbeda dan profesional, saat menjabat, kinerjanya pun terbukti memuaskan.
"Risma memang banyak prestasi dan gebrakannya. Tapi bukan tidak mungkin masih banyak sosok pemimpin alternatif lain yang setidaknya bisa melanjutkan semua prestasi Risma, dan membenahi PR yang belum selesai selama satu periode ini, khususnya persoalan pembangunan infrastruktur kota yang ironisnya terbilang rendah," demikian Faza.
[dem]
BERITA TERKAIT: