"Padahal beberapa pekan sebelumnya hanya di kisaran Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu " kata Tika Lompoliu, ibu rumah tangga, di Minahasa, Minggu (16/11).
Tika menuturkan, harga cabai rawit yang cukup mahal ini membuat dirinya tidak mampu membeli dalam jumlah yang banyak. Bahkan dalam ukuran sedikitpun, tetap masih terasa mahal. Padahal tak lama lagi akan memasuki perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Perayaan Natal dan Tahun Baru, akan ada peningkatan kebutuhan pokok, karena sebagian besar masyarakat Sulut akan merayakannya," jelasnya.
Agus (45) pedagang di pasar tersebut mengatakan harga cabai melambung tinggi, akibat stok yang dimiliki sudah menipis.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Jenny Karouw mengatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan dan pengawasan harga kebutuhan pokok baik di pasar tradisional maupun swalayan.
"Memang harga cabai mengalami peningkatan, dikarenakan stok di tangan pedagang yang mulai berkurang, juga cuaca yang tak menentu," katanya seperti diberitakan
Antaranews.
Meskipun mengalami kenaikan harga, menurut dia, pemerintah akan terus menjaga agar permintaan konsumen tetap terpenuhi
.[wid]
BERITA TERKAIT: