Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid saat membuka Webinar Refleksi Akhir Tahun 2025 dan Outlook Ekonomi 2026 yang diselenggarakan oleh Bidang Ekonomi dan Keuangan DPP PKS.
Ia menyoroti target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang dicanangkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sebagai target yang sangat ambisius dan optimistis. Target tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menurunkan kemiskinan dan pengangguran, serta menggerakkan sektor industri dan daya beli.
Namun demikian, Kholid mengingatkan bahwa realitas ekonomi nasional masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Tahun 2025 diwarnai tekanan sosial, politik, serta musibah bencana alam di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang berdampak signifikan terhadap perekonomian daerah dan nasional. Tantangan pemulihan dan rekonstruksi pascabencana menjadi pekerjaan besar ke depan.
"Ini perlu kita kaji bersama apa yang kira-kira bisa menjadi obstacle kita untuk naik lebih tinggi lagi. Dalam diskusi hari ini, kita berharap kita bisa gali lebih jauh bagaimana perjalanan 1 tahun terakhir di tahun 2025 ini dan bagaimanakah prospek untuk 2026 mendatang," ujar Kholid lewat keterangan resminya di Jakarta, Kamis, 18 Desember 2025.
Selain itu, sektor UMKM, khususnya ultra mikro dan mikro, dinilai mengalami tekanan berat akibat pertumbuhan kredit mikro yang terkontraksi. Ia juga menyinggung meningkatnya ketimpangan kepemilikan aset dan belum optimalnya kinerja industri nasional.
Sebagai bagian dari koalisi pemerintahan, PKS berkomitmen menjadi mitra yang konstruktif, kritis, dan solutif dalam mengawal kebijakan pembangunan.
"Kita sebagai sebuah entitas bangsa menginginkan bahwa rel pembangunan ke depan itu menghadirkan betul-betul rasa keadilan dan kesejahteraan untuk semua. Keberhasilan pemerintah saat ini adalah kebahagiaan bagi masyarakat Indonesia, itu yang menjadi komitmen PKS," tutupnya.
BERITA TERKAIT: