Sejahtera Ala Elvyn: Kalau Masih Mimpi Lamborghini untuk Pencitraan, Tak Ada yang Sejahtera

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 17 September 2014, 19:00 WIB
Sejahtera Ala Elvyn: Kalau Masih Mimpi Lamborghini untuk Pencitraan, Tak Ada yang Sejahtera
Elvyn G Masassya/net
rmol news logo Disebut-sebut sebagai salah satu dari profesional yang berpeluang mengisi kabinet Jokowi-JK, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya hanya tersenyum.

Figur di balik meroketnya aset lembaga negara yang menjamin kesejahteraan pekerja itu lebih memilih untuk sibuk melayani permintaan tandatangan bukunya ketika ditanya wartawan soal apakah ia sudah dihubungi Jokowi terkait formasi kabinet itu.

"Saya nggak bawa handphone lho," kelakar Elvyn sambil memeragakan diri merogoh kantong jas dan celana usai ketika ditemui usai acara peluncuran "Buku 60 Rahasia Menuju Sejahtera" di Graha Financial, CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (17/9).

Munculnya nama Elvyn G Masassya bukan tanpa alasan. Pasalnya, Jokowi telah mengumumkan formasi kabinetnya mendatang terdiri dari 34 kementerian, 18 diantaranya berasal dari kalangan profesional. Spekulasi yang berkembang menyebut, kandidat menteri profesional itu berasal dari profesional BUMN, lembaga-lembaga negara, akademisi, aktivis, serta praktisi swasta.

Elvyn sendiri dinilai berhasil meningkatkan aset BPJS Ketenagakerjaan dari sekitar 80,7 triliun rupiah lima tahun lalu menjadi 174,7 triliun rupiah di tahun 2014. Ia juga berhasil membawa tranformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

Sementara itu, Eko B Supriyanto yang bertindak sebagai editor bedah buku itu mengaku terkesan oleh filosofi kesejahteraan ala Elvyn. Pasalnya, hakikat sejahtera itu adalah ketika orang memiliki aktivitas sepenuhnya untuk orang lain dan pendapatan itu didedikasikan untuk orang lain.

"Kalau kita fokus hanya pada kekurangan diri sendiri, hidup kita pun selalu berkekurangan. Tapi, kalau bisa merasa cukup, hidup pun terasa indah dan menjadi produktif," imbuhnya.

Elvyn sendiri dalam bukunya mengajak masyarakat untuk membentuk pola pikir bahwa sejahtera itu dapat dicapai dengan merasa cukup.

"Kalau dia masih ingin beli Lamborghini untuk pencitraan diri, dia masih miskin karena masih memerlukan mobil menaikkan status dirinya," terangnya.

Dalam bukunya, Elvyn mendasarkan kehidupan lebih bermanfaat melalui beberapa level. Level pertama yakni ketika seseorang beraktivitas dan memiliki pendapatan dengan manfaat untuk diri sendiri.

Level kedua adalah ketika seseorang memiliki aktivitas memberi manfaat untuk orang lain dengan pendapatan masih untuk diri sendiri. Level ketiga adalah ketika seseorang memiliki aktivitas yang memberi manfaat untuk diri sendiri sementara pendapatan sudah bermanfaat untuk orang lain, dan level keempat adalah ketika aktivitas dan pendapatan seseorang memberikan manfaat bagi orang lain.

"Nah, pada level 5 ketika aktivitas kita didedikasikan buat orang lain, kita akan merasa beruntung dalam hidup ini," pungkasnya. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA