Dalam kesempatan itu, Agung meminta pemerintah setempat, termasuk aparat desa harus segera melakukan pembersihan lumpur, puing-puing dan sampah yang menumpuk pasca banjir bandang melanda Kota Manado dan sejumlah wilayah di Sulawesi Utara lainnya. Kalau tidak, ia khawatir bisa menimbulkan masalah baru yaitu penyakit.
"Jadi secepatnya ini dibersihkan, dan saya mengusulkan walikota untuk minta TNI untuk menyerahkan personil," ujarnya, Minggu (19/1).
Agung mengaku sudah berbicara dengan Panglima TNI Moeldoko untuk pembersihan kotoran bekas banjir di Manado. Saat ini, seribu personil TNI diminta fokus kepada pembangunan infrastruktur agar masyarakat tidak terganggu masalah makanan.
"Setelah selesai itu, turun ke kota-kota untuk pembersihan," jelasnya.
Menurut dia, saat ini yang perlu dilakukan adalah perbaikan infrastruktur seperti jalan, agar masyarakat terdampak tidak terisolasi atau menghambat penyaluran logistik. Dari data yang ada, lebih dari 100 rumah yang hanyut dan rusak. Untuk sementara, warga yang tempat tinggalnya rusak dan hanyut itu diungsikan. Agung memastikan bahwa pemerintah menjamin kebutuhan dasar para pengungsi seperti makan dan mendapatkan layanan cuma-cuma.
"Ini bukti bahwa meskipun statusnya bencana daerah, perhatian dan kepedulian tetap sama," tambah Agung.
Pemerintah pusat dan daerah, menurut Agung, terus melakukan koordinasi untuk menanggulangi bencana banjir di Kota Manado selama masa tanggap darurat.
Koordinasi tersebut tak sebatas penanganan pengungsi, tetapi juga terkait penanganan kerusakan infrastruktur yang ada.
"Kita sudah kirim bantuan dana dan logistik. Juga perahu karet, tenda, obat-obatan dan sebagainya," paparnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: