Penyakit ini merupakan infeksi akut pada saluran pernapasan bawah yang secara spesifik menyerang paru-paru yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur.
Dalam kondisi parah, pneumonia dapat menyebabkan paru-paru dipenuhi cairan, lendir, atau nanah, sehingga membuat penderitanya kesulitan bernapas.
Seperti di Jepang, Taiwan, dan banyak negara lainnya terutama yang memiliki empat musim, pneumonia sering dilaporkan bersamaan dengan tren flu musiman yang terjadi setiap tahun.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak-anak di dunia.
Meski lebih sering menyerang anak-anak, pneumonia juga dapat terjadi pada orang dewasa dengan gejala serupa.
Gejala yang muncul pada orang dewasa adalah;
- Batuk kering atau berdahak, terkadang mengeluarkan darah.
- Nyeri dada dan sesak napas.
- Demam dan menggigil disertai keringat berlebihan.
- Tubuh terasa lemas dan lesu.
Dalam setahun terakhir, kasus pneumonia di Indonesia tercatat melonjak tiga kali lipat, termasuk angka kematiannya.
Pada 2023, tercatat 330 kasus dengan 52 kematian.
Kemudian pada 2024, jumlah kasus melonjak menjadi 1.278 dengan 188 pasien meninggal dunia.
Pada Januari 2025 dikabarkan ada 105 kasus pneumonia.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Widyawati mengatakan, puncak kasus pneumonia umumnya terjadi pada musim dingin atau kalau di tanah air pada musim penghujan sekitar Desember hingga awal Januari.
Sementara Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr. Ina Agustina Isturini, MKM, mengingatkan bahwa pneumonia sering muncul sebagai komplikasi influenza.
"Komplikasi dapat terjadi terutama pada kelompok rentan. Komplikasi yang dapat muncul meliputi pneumonia dan sepsis. Oleh karena itu, pencegahan harus dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)," jelasnya, dikutip Kamis 13 Februari 2025.
Meskipun cukup berbahaya, Kemenkes mengimbau masyarakat agar tidak panik, lantaran pneumonia merupakan penyakit yang bisa dicegah dan diobati.
Kemenkes menyarankan agar melakukan sejumlah langkah pencegahan untuk terhindar dari kemungkinan jatuh sakit, di antaranya;
- Melakukan perilaku hidup bersih dan sehat
- Melakukan Imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG), Difteri, Pertusis, dan Tetanus (DPT), Haemophilus influenzae type B (HiB), campak, Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), dan influenza.
- Upayakan rumah memiliki ventilasi dan pencahayaan rumah yang bagus
- Menghindari asap rokok dan asap lain di dalam rumah
- Menggunakan masker jika sakit flu
- Menghindari kerumunan
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
- Menerapkan etika batuk dan bersin, seperti menutup mulut atau hidung jika batuk dan bersin.
BERITA TERKAIT: