Saat itu, pelaku duduk dibangku jemaat tepatnya pada bagian tengah sebelah kiri dari altar gereja tempat pastor biasa berkotbah.
"Awalnya biasa kita misa kita mulai pukul delapan pagi. Ibadah berjalan dengan baik," kata Niko seperti dikutip
Medanbagus.com.Setelah ibadah berjalan sekitar 27 menit, dari bangku tempat pelaku duduk terdengar suara ledakan kecil sehingga mengundang perhatian jemaat yang langsung kalut begitu melihat benda diduga bom yang dibawa pelaku pada tas ranselnya. Dalam situasi tersebut, pelaku kemudian berdiri dan berlari dengan menggenggam kapak dan pisau ke arah altar tempat Pastor Albert S Pandiangan berdiri.
"Pelaku langsung menyerang pastor," ujar Niko.
Saat diserang, pastor sempat mengelak namun lengan kirinya terkena sabetan senjata tajam. Pastor kemudian menghindar dan berlari turun dari altar namun terus dikejar oleh pelaku.
"Beberapa jemaat yang ada di situ lalu spontan menangkap pelaku dan mengamankannya ke kantor stasi, dan kita telepon polisi," jelas Niko.
Dia menambahkan bahwa para jemaat mengaku tidak menyangka akan terjadinya aksi tersebut. Sebab selama ini tidak ada tanda-tanda ataupun ancaman yang diarahkan kepada mereka, selian juga tidak kenal dengan pelaku.
[wah]
BERITA TERKAIT: