"Memilih adalah hak asasi semua orang. Kami anggota Peradi yang membayar iuran, membayar kartu advokat, membayar ujian dan pendidikan advokat tapi hak kami dikebiri. Kami terdaftar resmi sebagai anggota Peradi tapi kami tidak boleh ikut memilih. Pagi ini kami protes!" ujar advokat Johnson Panjaitan mewakili ratusan adokat di lokasi Munas, Jumat (27/3).
"10 tahun kami dibodohi, 10 tahun hak kami dipasung. Rezim saat ini seperti rezim Orde Baru. Hak dan demokrasi para advokat telah dipasung," sambung Johnson dengan suara lantang.
Jhonson dan ratusan advokat anggota Peradi lainnya mengecam tindakan pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN) yang tidak menjalankan amanah munas sebelumnya dimana pemilihan ketua umum Peradi harus dilakukan melalui sistem
one man one vote. Keputusan tersebut merupakan hasil Munas yang digelar di Pontianak, 30 April 2010 dengan dihadiri 300 orang Pimpinan Peradi baik dari DPN dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC).
"Di munas kali ini DPN Peradi mau mengkhianati hasil munas yang mereka buat sendiri dan mereka tandatangani sendiri. Mereka dengan seenaknya menetapkan pemilihan dengan sistem perwakilan. Ini sudah tidak benar, sudah berkhianat. Munas ini ilegal dan harus dihentikan!" tegas Johnson.
"Biarkan seluruh advokat anggota Peradi di seluruh Indonesia memilih calon ketua umumnya masing-masing," desaknya.
Jhonson mengungkap ada banyak anggota Peradi dari berbagai daerah yang datang ke Munas namun tidak bisa ikut Munas karena ditolak panitia.
"Munas dibiayai iuran anggota. Karena hak-hak kami tidak diakomodir, maka tidak salah apabila di hari kedua munas hari ini ratusan advokat protes dan menduduki ballroom tempat berlangsungnya munas," tukas Jhonson.
Diinformasikan, protes ratusan anggota Peradi ini panitia dari DNP Peradi kocar kacir dan tidak menampakan diri. Sesuai rencana, agenda munas lanjutan di hari kedua ini seharusnya dimulai pada pukul 07.30 namun hingga pukul 10.30 tidak dimulai.
Sementara itu pihak aparat tidak dapat berkutik melihat ratusan advokat memperjuangkan hak-haknya. Para anggota peradi terlihat memenuhi ballroom sambil meneriakan yel yel "Hidup Advokat.. Hidup Peradi, Hidup
one man one vote.. Hidup demokrasi.. Perjuangkan hak hak advokat seluruh Indonesia".
Diinformasikan juga mereka melakukan sholat Jumat bersama di ballroom hotel yang sebelumnya mereka duduki. Mereka bahkan melakukan tayamum untuk mengganti wudhlu sebelum melakukan shalat.
Munas ke II Peradi sudah berlangsung sejak Kamis kemarin dan diagendakan selesai Sabtu besok.
[dem]
BERITA TERKAIT: