Peristiwa itu berlangsung sesaat sebelum pukul 01.00 di kawasan permukiman Bekkersdal, sekitar 46 kilometer sebelah barat Johannesburg.
Ini menjadi insiden penembakan massal kedua dalam tiga minggu terakhir di negara tersebut.
Menurut keterangan polisi, sekitar 12 pelaku tak dikenal yang mengendarai sebuah minibus putih dan sedan berwarna perak melepaskan tembakan ke arah pengunjung pub KwaNoxolo di bagian Tambo, Bekkersdal. Para pelaku bahkan terus menembak secara acak saat melarikan diri dari lokasi.
“Beberapa korban ditembak secara acak di jalanan oleh orang-orang bersenjata tak dikenal,” kata kepolisian, seperti dikutip dari Associated Press.
Provincial Police Commissioner, Mayor Jenderal Fred Kekana, menyampaikan kepada stasiun TV SABC bahwa salah satu korban yang tewas merupakan pengemudi layanan transportasi online yang sedang berada di luar pub.
Kekana menegaskan pihaknya akan mengejar para pelaku hingga tertangkap.
Hingga kini, aparat telah meluncurkan operasi pengejaran terhadap para tersangka melalui unit Gauteng Serious and Violent Crime Investigations yang bekerja sama dengan Crime Detection Tracing Unit.
Afrika Selatan dalam beberapa tahun terakhir menghadapi serangkaian serangan bersenjata di bar atau shebeens.
Sebelumnya pada awal Desember, sedikitnya 12 orang tewas dan 13 lainnya terluka dalam penembakan massal di sebuah bar tidak berizin dekat ibu kota negara.
Pada 2022, serangan serupa menewaskan 16 warga di Soweto, sementara empat orang lainnya tewas di provinsi berbeda pada hari yang sama.
Dengan hampir 26.000 kasus pembunuhan pada 2024, atau rata-rata lebih dari 70 per hari, Afrika Selatan menjadi salah satu negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi di dunia.
Senjata api menjadi penyebab utama kematian dalam kasus pembunuhan, sebagian besar dilakukan menggunakan senjata ilegal meski negara itu memiliki hukum pengendalian senjata yang ketat.
BERITA TERKAIT: