Kunjungan ini menandai lawatan pertama Menlu Wadephul ke kawasan Asia sejak dilantik pada Mei 2025.
Salah satu fokus utama dalam pertemuan tersebut adalah percepatan implementasi Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
Kedua pihak sepakat bahwa perjanjian ini menjadi instrumen penting untuk memperluas perdagangan dan investasi.
Menlu Sugiono turut mengajak Jerman untuk menjalin kerja sama melalui Danantara dalam bidang investasi pada sektor-sektor prioritas.
"Menlu RI juga mengundang Jerman untuk berkolaborasi melalui Danantara dalam investasi sektor unggulan, seperti energi terbarukan, kecerdasan buatan, infrastruktur, dan ketahanan pangan,” bunyi pernyataan yang dirilis Kemlu RI.
Di bidang ketenagakerjaan, kedua negara menyambut baik keberlanjutan program pengiriman tenaga kesehatan Indonesia ke Jerman.
Ke depan, kerja sama akan diperluas ke sektor hospitality, dengan Jerman menawarkan dukungan pelatihan bahasa bagi calon tenaga kerja Indonesia.
Isu energi turut menjadi sorotan. Indonesia mengapresiasi peran Jerman sebagai co-lead dalam Just Energy Transition Partnership (JETP) dan menyatakan kesiapan memperkuat kolaborasi dalam transisi energi bersih.
Keduanya juga mendorong keterlibatan sektor swasta untuk mempercepat investasi hijau.
Pada sektor ketahanan pangan, Indonesia mengajak Jerman untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis melalui pengembangan kerja sama di bidang pertanian berkelanjutan, peternakan modern, serta teknologi penyimpanan dingin bertenaga surya.
Kedua Menteri menekankan pentingnya mempererat hubungan antar masyarakat (people-to-people contact), antara lain melalui fasilitasi visa bagi pelajar, wisatawan, diplomat, dan pemegang paspor dinas.
Dalam diskusi mengenai isu regional dan global, Indonesia menegaskan perlunya solidaritas internasional untuk mengakhiri krisis kemanusiaan di Palestina.
Menlu Sugiono menyampaikan apresiasi atas undangan resmi dari Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier, kepada Presiden RI Prabowo Subianto untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Berlin pada paruh kedua 2025.
Sementara itu, Menlu Wadephul menegaskan bahwa Indonesia, sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dengan pertumbuhan ekonomi pesat, memiliki posisi strategis di kancah internasional.
BERITA TERKAIT: