Seperti dikutip dari
Associated Press pada Jumat, 9 Mei 2025, angka tersebut sekaligus menjadi sinyal sektor perdagangan Negeri Tirai Bambu masih menguat di tengah tekanan global, khususnya ancaman tarif tinggi dari Presiden AS, Donald Trump.
Sementara itu, impor China mencatatkan penurunan tipis 0,2 persen pada bulan yang sama. Meski begitu, surplus perdagangan China dengan AS tetap tinggi dan hampir menyentuh angka 20,5 miliar Dolar AS pada April lalu.
Sebagai catatan, AS bulan lalu resmi memberlakukan tarif sebesar 145 persen terhadap produk-produk asal China. Namun melihat data di atas, kebijakan Trump seakan belum berdampak besar terhadap kinerja ekspor China ke kawasan lainnya.
Selama empat bulan pertama 2025, ekspor China menunjukkan performa baik di beberapa kawasan dunia. Ekspor ke Asia Tenggara dan Amerika Latin masing-masing tumbuh 11,5 persen dibanding tahun sebelumnya.
Ekspor ke India melonjak hampir 16 persen, sementara pengiriman barang ke Afrika naik 15 persen.
Di sisi lain, hubungan dagang dengan Amerika Serikat menunjukkan tren penurunan. Ekspor China ke AS turun 2,5 persen dalam empat bulan pertama 2025, sementara impor dari AS turun lebih tajam sebesar 4,7 persen.
Di tengah dinamika ini, China dan AS dijadwalkan memulai kembali pembicaraan dagang pada akhir pekan ini.
Wakil Perdana Menteri China He Lifeng akan bertemu dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent di Swiss, dalam pertemuan yang disebut-sebut krusial bagi arah hubungan ekonomi kedua negara.
BERITA TERKAIT: