Menurut laporan Kementerian Luar Negeri RI yang dikutip redaksi pada Jumat, 7 Maret 2025, kunjungan tersebut menjadi momen bersejarah karena bertepatan dengan 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Vietnam.
To Lam dijadwalkan bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto untuk membahas peluang kerja sama strategis guna membawa hubungan bilateral ke tingkat yang lebih tinggi.
"Dengan kunjungan Sekjen To Lam, rencana akan disepakati berbagai kerja sama yang inovatif untuk sama-sama mencapai visi tersebut dengan meningkatkan kerja sama yang fokus pada bidang food security (pertanian dan perikanan), digital, renewable energy dan high tech industry," ungkap Kemlu RI.
Selain bertemu Prabowo, Sekjen To Lam juga dijadwalkan bertemu dengan Ketua MPR, DPR, dan DPD RI, serta menghadiri forum bisnis guna mendorong kolaborasi lebih erat antara pengusaha Indonesia dan Vietnam.
Dalam sistem tata negara Vietnam, posisi Sekjen Partai PKV adalah pemimpin politik tertinggi dari empat pilar pimpinan negara, yaitu Sekjen PKV, Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Senat.
Indonesia dan Vietnam memiliki sejarah persahabatan yang kuat, dimulai dari hubungan erat antara Presiden Soekarno dan Presiden Ho Chi Minh.
Kedua negara telah menjalin kemitraan strategis sejak 2013, menjadikan Vietnam sebagai satu-satunya negara di ASEAN yang memiliki tingkat hubungan ini dengan Indonesia.
Nilai perdagangan bilateral telah meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir, mencapai 16,7 miliar dolar AS pada 2024. Kedua negara menargetkan peningkatan hingga 18 miliar dolar AS pada 2028.
Indonesia saat ini memiliki 123 proyek investasi di Vietnam senilai lebih dari 680 juta dolar AS, menjadikannya investor ke-29 dari 143 negara di Vietnam.
Sebaliknya, investasi Vietnam di Indonesia terus meningkat, terutama dengan pendirian pabrik mobil listrik VinFast senilai 1,2 miliar dolar AS pada 2024.
Kedua negara berbagi visi menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2045. Untuk mewujudkannya, mereka akan memperkuat kerja sama dalam sektor ketahanan pangan (pertanian dan perikanan), digitalisasi, energi terbarukan, serta industri teknologi tinggi.
BERITA TERKAIT: