Bencana ini telah menyebabkan sembilan korban jiwa dan memaksa lebih dari 13 ribu orang mengungsi ke tempat penampungan sementara.
Rekaman media lokal menunjukkan penduduk melintasi air banjir setinggi satu meter, sementara kendaraan-kendaraan terendam di jalanan. Saat ini, tim penyelamat masih berusaha menggunakan perahu dan jet ski untuk menjangkau warga yang terjebak.
“Banjir telah memengaruhi lebih dari 553 ribu rumah tangga dan menelan sembilan korban jiwa,” tulis badan penanggulangan bencana Thailand di akun media sosial resminya.
Sejumlah sekolah dan kuil saat ini diubah menjadi tempat penampungan darurat. Di Pattani, dua rumah sakit terpaksa menghentikan operasinya demi melindungi fasilitas medis dari kerusakan akibat banjir.
Departemen Meteorologi Thailand memperingatkan hujan deras diperkirakan masih akan mengguyur wilayah selatan hingga pekan depan. Sementara itu, pemerintah telah mengalokasikan dana bantuan sebesar 50 juta Baht (sekitar Rp25 miliar) untuk setiap provinsi terdampak.
"Tujuannya adalah mengembalikan kondisi normal secepat mungkin," kata Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra sambil menegaskan pentingnya percepatan pemulihan.
Banjir ini mengingatkan pada bencana serupa yang pernah melanda Thailand pada 2011, menewaskan lebih dari 500 orang.
Para ilmuwan menyebut perubahan iklim akibat ulah manusia turut memicu peningkatan intensitas cuaca ekstrem di kawasan tersebut.
Sementara itu, di negara tetangga Malaysia, banjir juga melanda wilayah utara, memaksa sekitar 80 ribu orang mengungsi. Pejabat setempat melaporkan empat orang tewas akibat bencana tersebut.
BERITA TERKAIT: