Hal itu disampaikan anggota biro politik Hamas, Izzat Al-Rishq merespons video Netanyahu saat ia bersikeras menjadikan Koridor Philadelphia sebagai alasan untuk menolak proposal gencatan senjata.
Menurut Al-Rishq, Netanyahu tampak putus asa dengan perangnya di Gaza dan perbatasan Lebanon, sehingga dia berusaha membuat orang percaya bahwa Israel mampu memenangkan pertempuran.
“Pernyataan Netanyahu adalah ucapan orang yang putus asa yang sedang mencari kemenangan imajiner yang belum berhasil ia pasarkan kepada para pendengarnya setelah 10 bulan perang Nazi melawan rakyat kami di Jalur Gaza,” ujarnya, seperti dimuat
Anadolu Ajansi pada Selasa (3/9).
Al-Rishq menekankan bahwa semakin lama Netanyahu menunda kesepakatan gencatan senjata, maka keselamatan sandera Israel di Gaza juga akan semakin terancam.
Dia merujuk pada kematian enam tawanan Israel yang ditemukan tewas di dekat Rafah oleh tentara Israel.
"Netanyahu bertanggung jawab atas nyawa dan keselamatan para tahanan yang ditahan oleh perlawanan," tegas Al-Rishq.
Netanyahu mengklaim bahwa Koridor Philadelphia, wilayah demiliterisasi di perbatasan antara Gaza dan Mesir, adalah jalur yang penting bagi Hamas.
Bertentangan dengan desakannya pada Koridor Philadelphia, Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, pada hari Minggu menyerukan agar Kabinet Keamanan segera mengadakan pertemuan untuk membatalkan keputusannya untuk mempertahankan pasukan di koridor tersebut.
Israel memperkirakan bahwa lebih dari 100 sandera masih ditahan oleh Hamas di Gaza, beberapa di antaranya diyakini telah terbunuh.
Selama berbulan-bulan, AS, Qatar, dan Mesir telah berupaya mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk memastikan pertukaran tahanan dan gencatan senjata serta mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza.
Namun upaya mediasi terhenti karena penolakan Netanyahu untuk memenuhi tuntutan Hamas guna menghentikan perang.
Perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah menewaskan hampir 40.800 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 94.200 lainnya.
Blokade yang sedang berlangsung di daerah kantong tersebut telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah, sehingga sebagian besar wilayah tersebut hancur.
Israel menghadapi tuduhan genosida atas tindakannya di Gaza di Mahkamah Internasional.
BERITA TERKAIT: