Para demonstran membanjiri jalan-jalan, cuaca saat itu hujan. Mereka menyampaikan kekecewaannya terhadap hasil penghitungan suara yang dikeluarkan Dewan Pemilu Venezuela (CNE).
Carolina Rojas yang berusia 21 tahun menentang hasilnya karena Maduro kembali menang. Menurutnya itu tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya diinginkan rakyat.
"Kami menutup toko kami untuk bergabung dalam protes. Kami kecewa. (Hasil) ini tidak mencerminkan kenyataan. Kami memilih menentang Nicolas,” tegasnya, seperti dimuat
AFP.Demonstran lain bernama Petare meneriakkan kebebasan dan berharap untuk kejatuhan Maduro.
"Ini akan jatuh, ini akan jatuh, pemerintah ini akan jatuh!. Kebebasan, kebebasan!," teriaknya, sementara pengunjuk rasa yang lain membakar spanduk kampanye Maduro.
David, 40 tahun mengatakan bahwa tentara dikerahkan untuk mengamankan aksi protes tersebut, namun dia bersikeras datang.
“Mereka memanggil tentara, tetapi kami harus tetap protes. Kami keluar karena ada kecurangan," kata David.
Para demonstran terdengar memukul panci dan wajan sebagai tanda ketidakpuasan.
Pemilihan umum diadakan pada hari Minggu (28/7) di tengah kekhawatiran yang meluas akan kecurangan dan kampanye yang dinodai oleh tuduhan intimidasi politik.
Protes meletus setelah Dewan pemilihan CNE, yang setia kepada Maduro, menyatakan presiden Venezuela itu kembali menang dengan 51,2 persen suara.
Sementara lawannya yang digadang-gadang akan menang, Edmundo Gonzalez hanya memperoleh 44,2 persen.
Tim oposisi menolak untuk menerima hasil yang dikeluarkan oleh CNE diduga telah dimanipulasi.
Ketua Oposisi Maria Corina Machado mengklaim bahwa calon mereka yakni Gonzalez sebenarnya telah memperoleh 70 persen suara, merujuk para hasil survei lokal dan internasional.
BERITA TERKAIT: