Sementara jemaah haji Indonesia yang wafat berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) pukul 08.15 WIB berjumlah 324 orang.
Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda mengatakan, pasca Armuzna jumlah jemaah sakit di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menurun dibanding tahun sebelumnya.
“Kebijakan murur pada pergerakan jemaah saat puncak haji dari Arafah ke Muzdalifah, lalu Mina (Armuza) tahun ini berdampak positif dengan berkurangnya jemaah kelelahan pasca Armuzna dibanding tahun lalu,” kata Widi dalam keterangan resmi Kemenag dikutip Senin (1/7).
Widi menjelaskan, murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah.
Jemaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.
Selain menurunnya jemaah sakit pasca Armuzna di KKHI, Widi menyampaikan, tahun ini, jumlah jemaah haji sakit yang disafariwukufkan berjumlah 53 orang.
“Menurun cukup banyak dibanding tahun 2023 yang berjumlah 238 jemaah, untuk membawa jemaah ke Arafah saat itu dibutuhkan 15 bus, dengan 6 bus di antaranya khusus untuk jemaah yang harus berbaring,” kata Widi.
BERITA TERKAIT: