Informasi itu diungkap oleh surat kabar Israel,
Haaretz yang dikutip redaksi pada Kamis (9/5).
Dikatakan bahwa Israel telah mengajukan permohonan kepada AS agar penyeberangan Rafah bisa diambil alih oleh perusahaan kontraktor keamanan swasta.
Tindakan itu diambil sebagai bukti bahwa Israel hanya melakukan operasi militer terbatas di Rafah, sesuai janjinya pada AS.
IDF berjanji untuk tidak merusak fasilitas penyeberangan Rafah dan menjamin keselamatan operasi kontraktor swasta AS di sana.
"Perusahaan keamanan swasta Amerika akan mengambil alih pengelolaan penyeberangan tersebut setelah IDF menyelesaikan operasinya," bunyi laporan tersebut.
Perusahaan yang dimaksud akan akan bertanggung jawab mengawasi barang-barang yang masuk ke Gaza dari Mesir dan mencegah Hamas mendapatkan kembali kendali atas penyeberangan Rafah.
Perusahaan swasta Keamanan di AS bekerja membantu tentara dan pemerintah di seluruh dunia yang terlibat dalam konflik militer.
Perusahaan tersebut telah beroperasi di beberapa negara Afrika dan Negara-negara Timur Tengah, menjaga situs-situs strategis seperti ladang minyak, bandara, pangkalan militer, dan penyeberangan perbatasan yang sensitif, mereka mempekerjakan veteran unit elit Angkatan Darat AS.
Sebaliknya, juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller, sebelumnya menyatakan bahwa dia tidak memiliki informasi mengenai rencana untuk mengambil alih kendali atas penyeberangan perbatasan Rafah.
BERITA TERKAIT: