Menteri Dalam Negeri James Cleverly pada Minggu (10/3) mengatakan, langkah itu diambil untuk menurunkan insiden serangan terhadap Muslim yang belakangan meningkat di Inggris sejak perang Israel Hamas meletus di Jalur Gaza.
"Kami tidak akan membiarkan kejadian di Timur Tengah digunakan sebagai alasan untuk membenarkan pelecehan terhadap Muslim Inggris," ujarnya, seperti dimuat harian
Le Monde.
Sebuah kelompok yang memantau kejahatan rasial terhadap komunitas Muslim bernama Tell MAMA, mencatat ada 2.010 insiden Islamophobia dalam empat bulan perang Gaza.
Jumlah itu yang terbesar dan meningkat sebesar 335 persen dari 600 insiden pada periode yang sama pada tahun 2022-2023.
Tindakan Islamophobia yang dimaksud mencakup perilaku kasar, ancaman, penyerangan, vandalisme, diskriminasi, ujaran kebencian, dan literatur anti-Muslim.
Sebuah badan amal Yahudi, Community Security Trust (CST), juga melaporkan peningkatan tajam dalam insiden anti-Semit di Inggris setelah serangan Hamas.
Badan amal tersebut, yang memantau anti-Semitisme di Inggris, mencatat 4.103 insiden kebencian anti-Yahudi sepanjang tahun 2023, yang merupakan penghitungan tahunan tertinggi sejak tahun 1984.
Jumlah tersebut mewakili peningkatan 147 persen dari 1.662 insiden yang tercatat pada tahun 2022.
BERITA TERKAIT: